photo anigif_zpsfksd8qkm.gif
 photo 800x104 PN_zpsotkomly1.gif
 photo specialis gif_zpsh3yonhzr.gif

Minggu, 04 September 2016

Vera Tetanggaku Dengan Celana Dalam Orangenya

Lokasi Khusus Dewasa 18+ Manusia memang bernapsu yaitu ditakdirkan untuk tidak akan pernah puas terhadap apa yang dicapai / dimilikinya. Mulai dari bidang pendidikan, jumlah kekayaan, tingginya jabatan, tahta sampai dengan keluarga/ wanita. Orang tua bilang “ HARTA TAHTA DAN WANITA” yang bisa merubah seseorang. Hal ini bisa berdampak pisitif dalam memotivasi diri untuk berprestasi, namun sisi negatifnya jg dpt menjadi faktor yang bisa menyebabkan manusia menjadi depresi, stres / gila, apalagi jika membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih sukses, baik itu keluarga, teman maupun tetangga anda sendiri. Namaku Aldi, usia 29 tahun, dan waktu ini tinggal di sebuah perumahan (NON real estate) di kawasan Pulo Gadung. Rumah di kompleks perumahanku kebetulan menempati perum bertipe-tipe kecil yang sebagian besar bertipe 36 dan 45. Namun dengan penghasilanku yang lumayan aku bisa membuat rumahku yang mungil menjadi terlihat indah dan asri. Boleh dibilang rumahku merupakan rumah terindah di kompleks itu. Aku menempati rumah ini sejak lima tahun yang lalu, dulunya sendiri saja, namun sejak satu tahun lalu aku menikah dan kini tinggal berdua dengan Lia, isteriku. Lia adalah seorang wanita yang cantik dan penuh perhatian, sekilas tidak ada yang kurang darinya. Apalagi dia jg bekerja sebagai Manajer Marketing di sebuah perusahaan farmasi, jadi keluarga kami secara keuangan tidak punya masalah.

Vera Dengan Celana Dalam Orange

Agen Poker Online Terpercaya

Kisah Nyata 18+ Kehidupan perkawinanku yang selama ini kuanggap bahagia itu ternyata semu belaka. Sialnya, hal itu disebabkan seperti kata pepatah di atas: Rumput tetangga selalu lebih hijau . Aku mempunyai tetangga baru, sepasang suami isteri dengan satu anak yang masih bayi. Suaminya seorang pelaut (anak buah kapal) dan isterinya ibu rumah tangga. Pada awalnya aku tidak terlalu peduli dengan kehadiran tetangga baru itu, walaupun ketika mereka datang memperkenalkan diri ke rumah aku sedikit terpukau dengan sang isteri yang punya body seksi dan montok. Pada waktu itu aku merasa keterpukauanku hanyalah hal biasa saja. Namun waktu berkata lain. Ternyata setelah berinteraksi dengan Vera, begitu nama tetanggaku yang montok itu, aku mulai merasa ada daya tarik yang muncul dari wanita itu. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki Vera namun tidak dimiliki Lia, isteriku. Pertama tentu saja body-nya yang montok, dengan dada yang menjulang dan pantat yang besar namun padat. Walaupun Lia jg seksi, namun ukuran buah dadanya cuma 34 B. Kalau Vera kutaksir mungkin antara 36 B atau 36 C. Apalagi pantatnya yang bahenol itu tak kalah merangsang dibanding pantat Inul , membuat pria penasaran untuk meremasnya.

Kedua, wajah Vera yang sensual. Kalau urusan cantik, pasti aku pilih Lia, namun ketika aku melihat wajah Vera, maka aku membayangkan bintang film BF. Mungkin pengaruh dari bibirnya yang agak tebal dan matanya yang nakal. Setiap kulihat bibir itu berbicara, ingin rasanya aku merasakan ciuman dan kulumannya yang membara. Ketiga adalah selera berbusananya, terutama selera pakaian dalamnya. Pertama kali aku melihat jemuran pakaian di belakang rumah mereka, aku langsung tertarik pada pakaian dalam Vera yang dijemur. Model dan warnanya beraneka macam, mulai dari celana dalam warna hitam, biru, merah, hijau sampai yang transparan. Modelnya mulai dari yang biasa-biasa saja sampai model G-string. Motifnya dari yang polos sampai yang bermotif bunga, polkadot, gambar lucu sampai ada yang bergambar bibir. Wah. . Lia tidak suka seperti itu, menurutnya kampungan dan seperti pelacur jalanan. Padahal sebagai lelaki kadang kita ingin sekali bermain seks dengan perempuan jalanan.

Tiga hal itulah yang membuat aku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada Vera dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi pakaian dalamnya yang jalang itu. Suatu hari, sepulang dari kantor, aku mampir ke Supermarket dekat kompleks sekedar membeli makanan instan karena isteriku akan pergi selama dua hari ke Bandung. Tak disangka di supermarket itu aku bertemu Vera dengan menggendong bayinya. Entah kenapa jantungku jadi berdegup keras, apalagi ketika kulihat pakaian Vera yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik. Hai. . Mbak, belanja jg sapaku.
Eh. . Mas Aldi, biasa belanja susu , jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya. Memang sudah enggak ASI ya tanyaku.

Wah. . Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi . Hmm. . Mungkin habis sama Bapaknya kali ya. . Ha-ha-ha. . candaku. Vera jg tertawa kecil, Tapi enggak jg, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang . Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh . Wah. . Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan .

Bandar Poker Online Terpercaya

Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang pembicaraan terhenti karena bayi Vera menangis. Ia kemudian sibuk menenangkan bayinya. Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas , katanya. Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya , aku mengambil keranjang belanja Vera. Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang . Ohh. . Ayo kita sama-sama , kataku.
Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Vera. Ha. . Sudah bayar Berapa Nanti saya ganti , kata Vera kaget. Ah. . Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya, siapa tahu dpt susu ibunya, ha-ha-ha. . , aku mulai bercanda yang sedikit menjurus. Ihh. . Mas Aldi! jerit Vera malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku. Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Vera mengiyakan ajakanku.

Kami kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di dekat kompleks. Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan Vera jg mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk ngelaba . Mulai dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh ke dalam ia seakan memberiku kesempatan. Ketika aku menunduk untuk mengambil garpu yang dengan sengaja aku jatuhkan, Vera semakin membuka lebar kedua pahanya. Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah di dalam rok Vera. Di antara dua paha montok yang putih dan mulus itu aku melihat celana dalam Vera yang berwarna orange dan. . Brengsek, transparan! Dengan cahaya di bawah meja tentu saja aku tak dpt dengan jelas melihat isi celana dalam orange itu, tapi itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja ketika hendak bangkit. Hi-hi-hi. . Hati-hati Mas. . , celoteh Vera dengan nada menggoda.

Aku memandang wajah Vera yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Vera menyambutnya.
Hmm. . Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak Vera. . Seksi sekali , dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar jg dari mulutku. Terima kasih, Mas Aldi jg. . Hmm. . Gagah, lucu dan terutama, Mas Aldi pria yang paling baik yang pernah saya kenal . O ya , aku tersanjung jg dengan rayuannya, Gara-gara saya traktir Mbak Bukan cuma itu, saya sering memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita Mbak Lia, Mas Aldi sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah. . Jarang lho Mas, ada pria dengan status sosial seperti Mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah . Ha-ha-ha. . aku tertawa gembira, Rupanya bukan cuma saya yang memperhatikan kamu, tapi jg sebaliknya . Jadi Mas Aldi jg sering memperhatikan saya Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi hari dan waktu menjemur pakaian . Eh. . Kenapa kok senang. Sebab saya mengagumi keindahan Mbak Vera, jg selera pakaian dalam Mbak , aku berterus terang.

Agen Judi Online Terpercaya

Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak lagi di antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam perjalanan pulang, bayi Mbak Vera tertidur sehingga ketika sampai di rumah aku membantunya membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya. Mbak Vera masuk ke kamar untuk membaringkan bayinya, sementara aku menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah itu aku duduk di ruang tamu menunggu Vera muncul. Sekitar lima menit, Vera muncul dari dalam kamar, ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku. Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Vera di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah dadanya terlihat bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang berwarna orange transparan. Di balik bra itu kulihat samar-samar puting susunya yang jg besar dan coklat kemerahan. Perutnya memang agak sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali tak mengurangi nilai keindahan tubuhnya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.

Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dpt melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Vera. Sungguh indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah. Hmm. . Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur , tanya Vera memancing. Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama tetanggaku yang bahenol ini. Vera duduk di sampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Vera, namun kini wanita itu justru yang menantangku. Mas Aldi mau mandi dulu Nanti saya siapkan air hangat , tanya Vera sambil menggenggam tanganku erat. Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya. Hmm. . Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak , kataku agak serius. Apa itu Mas Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Vera, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak , kataku. Terima kasih, saya jg begitu pada Mas Aldi , Vera merebahkan kepalanya di pundakku. Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita .

Setuju, saya sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman waktu saya kesepian, kalau Mas Aldi mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi tidak ada suami saya. Tapi saya sekalipun tidak akan meminta apapun dari Mas Aldi, dan sebaliknya saya jg ingin Mas Aldi demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan . Hmm. . Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah, supaya pembantu saya tidak kebingungan . Kalau begitu, Mas Aldi pulang saja dulu, taruh mobil di garasi, kan lucu kalau Mas Aldi bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada di depan rumah saya . Oh. . Iya, hampir saya lupa .

Aku segera keluar dan pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan mandi. Setelah itu aku mau bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap di rumah temanku. Namun tidak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur. Aku segera datang kembali ke rumah Vera. Wanita itu sudah menungguku di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di atas meja. Pahanya yang montok terpampang indah di atas sofa. Wah. . Ternyata mandi di rumah ya Padahal saya sudah siapkan air hangat . Terima kasih, Mbak Vera baik sekali . Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Vera, lalu dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya. Uhh. . , Vera agak kaget dan menggelinjang. Maaf , kataku. Tidak apa-apa Mas, justru. . Enak , kata Vera seraya tersenyum nakal memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya. Crup. . ! , aku segera menciumnya, Vera membalasnya dengan liar.

Agen Poker Online Uang Asli

Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki, yang jelas ciuman Vera sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh birahi. Ohh. . Ergh. . , lenguh Vera di sela-sela ciuman panasnya. Dengan beberapa gerakan, Vera meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan CD yang berwarna orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Vera. Wowww. . Kamu. . Benar-benar seksi Mbak , pujiku , Buah dada Mbak besar sekali Hi-hi-hi. . Punya Lia kecil ya Paling 34 A, iya kan Nah coba tebak ukuran saya , tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu. 36 B , jawabku. Salah 36 C .

Masih salah, sudah lihat aja nih , Vera membuka pengait Bra-nya, sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan melempar bra orange itu kepadaku. Gila. . 36 D! , kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu. Boleh saya pegang Mbak , tanyaku basa-basi. Jangan cuma dipegang dong Mas, remas. . Dan kulum nih. . Putingnya , kata Vera dengan gaya nakal bagaikan pereks jalanan.

Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada montok itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku. Vera menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah, berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin bernafsu. Ngentot, enak banget Mas. . jeritnya, Ayo Mas. . Saya sudah kepingin penetrasi nih! . Aku yang jg sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Vera. Dengan bantuan Vera aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa satupun busana di tubuhku. Vera sangat gembira melihat ukuran penisku yang lumayan panjang dan besar itu.

Ohh. . Besar jg ya. . jeritnya. Ia benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Wanita itu segera membuka CD orange sebagai kain terakhir di tubuhnya. Kulihat daerah bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin rasanya aku menikmati keindahan bibir kenikmatan Vera, namun ketika aku ingin melaksanakannya ia menampikku. Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama . Vera duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku, mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Vera dan perlahan tapi pasti menekannya masuk.

Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Vera yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran dua0 cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan. Enghh. . Gila kamu Mas, kalau begini sebentar saja saya puas , jerit Vera keenakan. Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya , tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting susunya yang besar. Ohh. . Ohh. . Benar-benar enak Mas , Vera memejamkan matanya. Pada penetrasi kelima, Vera menjerit, Sudah Mas, jangan tarik lagi, saya mau. . Mau. . Oh. . !

Bandar Poker Online Uang Asli

Dinding vagina Vera melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya. Oh. . Saya sudah sekali Mas , katanya sambil menarik nafas. Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua , tanya Vera. Terserah Mbak , kataku. Aku sih pasrah saja. Sini, saya emut saja dulu . Hmm. . Boleh jg, Lia belum pernah oral dengan saya , aku mencabut penisku dari dalam vagina Vera yang basah dan menyodorkannya ke Vera. Wanita itu menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Vera terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya. Oh. . Saya mau keluar nih, gimana , aku bingung apakah aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya. Namun Vera hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya. Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Vera. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki!Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Vera mengangkangkan kakinya kembali.

Nah. . Sekarang babak kedua Mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya , Vera menunjuk ke arah klitorisnya yang agak besar. Oke Mbak, saya jg sudah biasa kok , seruku. Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Vera yang baru saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir itu. Sudah gondrong nih Mbak , seruku. Oh iya, habis mau dicukur percuma jg, enggak ada yang lihat dan jilat , jawabnya nakal, Besok pagi saya cukur deh, tapi janji malamnya Mas Aldi datang lagi ya. . . Oke. . Pokoknya setiap ada kesempatan saya siap menemani Mbak Vera . Aku kemudian asyik menjilati dan menciumi labium mayora dan minora Vera. Cairan vagina Vera sudah mulai mengalir kembali pertanda ia sudah terangsang kembali. Desahan Vera jg memperkuat tanda bahwa Vera menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku memasukkan jari telunjuk dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu. Yes. . Asyik banget. . Say sudah siap babak kedua Mas , seru Vera. Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Vera, jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Vera menungging di atas sofa. Sekarang doggy-style ya Mas. . Aku sih iya saja, maklum. . Sama enaknya. 

Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan sperma di dalam vaginanya. Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Vera begitu bahagia, dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan kini setiap waktu jika Lia dinas ke luar kota maka Vera secara resmi menggantikan posisi Lia sebagai isteriku. Asyik jg. Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu rumah tangga di rumah Vera. Betapa bahagianya Vera dengan bantuanku itu, ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya. Dari kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah: Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau , atau bisa diganti dengan: Vagina isteri tetangga selalu terasa lebih nikmat .
Lokasi Khusus Dewasa 18+ Manusia memang bernapsu yaitu ditakdirkan untuk tidak akan pernah puas terhadap apa yang dicapai / dimilikinya. Mulai dari bidang pendidikan, jumlah kekayaan, tingginya jabatan, tahta sampai dengan keluarga/ wanita. Orang tua bilang “ HARTA TAHTA DAN WANITA” yang bisa merubah seseorang. Hal ini bisa berdampak pisitif dalam memotivasi diri untuk berprestasi, namun sisi negatifnya jg dpt menjadi faktor yang bisa menyebabkan manusia menjadi depresi, stres / gila, apalagi jika membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih sukses, baik itu keluarga, teman maupun tetangga anda sendiri. Namaku Aldi, usia 29 tahun, dan waktu ini tinggal di sebuah perumahan (NON real estate) di kawasan Pulo Gadung. Rumah di kompleks perumahanku kebetulan menempati perum bertipe-tipe kecil yang sebagian besar bertipe 36 dan 45. Namun dengan penghasilanku yang lumayan aku bisa membuat rumahku yang mungil menjadi terlihat indah dan asri. Boleh dibilang rumahku merupakan rumah terindah di kompleks itu. Aku menempati rumah ini sejak lima tahun yang lalu, dulunya sendiri saja, namun sejak satu tahun lalu aku menikah dan kini tinggal berdua dengan Lia, isteriku. Lia adalah seorang wanita yang cantik dan penuh perhatian, sekilas tidak ada yang kurang darinya. Apalagi dia jg bekerja sebagai Manajer Marketing di sebuah perusahaan farmasi, jadi keluarga kami secara keuangan tidak punya masalah.

Vera Dengan Celana Dalam Orange

Agen Poker Online Terpercaya

Kisah Nyata 18+ Kehidupan perkawinanku yang selama ini kuanggap bahagia itu ternyata semu belaka. Sialnya, hal itu disebabkan seperti kata pepatah di atas: Rumput tetangga selalu lebih hijau . Aku mempunyai tetangga baru, sepasang suami isteri dengan satu anak yang masih bayi. Suaminya seorang pelaut (anak buah kapal) dan isterinya ibu rumah tangga. Pada awalnya aku tidak terlalu peduli dengan kehadiran tetangga baru itu, walaupun ketika mereka datang memperkenalkan diri ke rumah aku sedikit terpukau dengan sang isteri yang punya body seksi dan montok. Pada waktu itu aku merasa keterpukauanku hanyalah hal biasa saja. Namun waktu berkata lain. Ternyata setelah berinteraksi dengan Vera, begitu nama tetanggaku yang montok itu, aku mulai merasa ada daya tarik yang muncul dari wanita itu. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki Vera namun tidak dimiliki Lia, isteriku. Pertama tentu saja body-nya yang montok, dengan dada yang menjulang dan pantat yang besar namun padat. Walaupun Lia jg seksi, namun ukuran buah dadanya cuma 34 B. Kalau Vera kutaksir mungkin antara 36 B atau 36 C. Apalagi pantatnya yang bahenol itu tak kalah merangsang dibanding pantat Inul , membuat pria penasaran untuk meremasnya.

Kedua, wajah Vera yang sensual. Kalau urusan cantik, pasti aku pilih Lia, namun ketika aku melihat wajah Vera, maka aku membayangkan bintang film BF. Mungkin pengaruh dari bibirnya yang agak tebal dan matanya yang nakal. Setiap kulihat bibir itu berbicara, ingin rasanya aku merasakan ciuman dan kulumannya yang membara. Ketiga adalah selera berbusananya, terutama selera pakaian dalamnya. Pertama kali aku melihat jemuran pakaian di belakang rumah mereka, aku langsung tertarik pada pakaian dalam Vera yang dijemur. Model dan warnanya beraneka macam, mulai dari celana dalam warna hitam, biru, merah, hijau sampai yang transparan. Modelnya mulai dari yang biasa-biasa saja sampai model G-string. Motifnya dari yang polos sampai yang bermotif bunga, polkadot, gambar lucu sampai ada yang bergambar bibir. Wah. . Lia tidak suka seperti itu, menurutnya kampungan dan seperti pelacur jalanan. Padahal sebagai lelaki kadang kita ingin sekali bermain seks dengan perempuan jalanan.

Tiga hal itulah yang membuat aku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada Vera dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi pakaian dalamnya yang jalang itu. Suatu hari, sepulang dari kantor, aku mampir ke Supermarket dekat kompleks sekedar membeli makanan instan karena isteriku akan pergi selama dua hari ke Bandung. Tak disangka di supermarket itu aku bertemu Vera dengan menggendong bayinya. Entah kenapa jantungku jadi berdegup keras, apalagi ketika kulihat pakaian Vera yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik. Hai. . Mbak, belanja jg sapaku.
Eh. . Mas Aldi, biasa belanja susu , jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya. Memang sudah enggak ASI ya tanyaku.

Wah. . Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi . Hmm. . Mungkin habis sama Bapaknya kali ya. . Ha-ha-ha. . candaku. Vera jg tertawa kecil, Tapi enggak jg, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang . Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh . Wah. . Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan .

Bandar Poker Online Terpercaya

Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang pembicaraan terhenti karena bayi Vera menangis. Ia kemudian sibuk menenangkan bayinya. Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas , katanya. Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya , aku mengambil keranjang belanja Vera. Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang . Ohh. . Ayo kita sama-sama , kataku.
Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Vera. Ha. . Sudah bayar Berapa Nanti saya ganti , kata Vera kaget. Ah. . Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya, siapa tahu dpt susu ibunya, ha-ha-ha. . , aku mulai bercanda yang sedikit menjurus. Ihh. . Mas Aldi! jerit Vera malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku. Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Vera mengiyakan ajakanku.

Kami kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di dekat kompleks. Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan Vera jg mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk ngelaba . Mulai dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh ke dalam ia seakan memberiku kesempatan. Ketika aku menunduk untuk mengambil garpu yang dengan sengaja aku jatuhkan, Vera semakin membuka lebar kedua pahanya. Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah di dalam rok Vera. Di antara dua paha montok yang putih dan mulus itu aku melihat celana dalam Vera yang berwarna orange dan. . Brengsek, transparan! Dengan cahaya di bawah meja tentu saja aku tak dpt dengan jelas melihat isi celana dalam orange itu, tapi itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja ketika hendak bangkit. Hi-hi-hi. . Hati-hati Mas. . , celoteh Vera dengan nada menggoda.

Aku memandang wajah Vera yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Vera menyambutnya.
Hmm. . Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak Vera. . Seksi sekali , dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar jg dari mulutku. Terima kasih, Mas Aldi jg. . Hmm. . Gagah, lucu dan terutama, Mas Aldi pria yang paling baik yang pernah saya kenal . O ya , aku tersanjung jg dengan rayuannya, Gara-gara saya traktir Mbak Bukan cuma itu, saya sering memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita Mbak Lia, Mas Aldi sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah. . Jarang lho Mas, ada pria dengan status sosial seperti Mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah . Ha-ha-ha. . aku tertawa gembira, Rupanya bukan cuma saya yang memperhatikan kamu, tapi jg sebaliknya . Jadi Mas Aldi jg sering memperhatikan saya Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi hari dan waktu menjemur pakaian . Eh. . Kenapa kok senang. Sebab saya mengagumi keindahan Mbak Vera, jg selera pakaian dalam Mbak , aku berterus terang.

Agen Judi Online Terpercaya

Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak lagi di antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam perjalanan pulang, bayi Mbak Vera tertidur sehingga ketika sampai di rumah aku membantunya membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya. Mbak Vera masuk ke kamar untuk membaringkan bayinya, sementara aku menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah itu aku duduk di ruang tamu menunggu Vera muncul. Sekitar lima menit, Vera muncul dari dalam kamar, ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku. Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Vera di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah dadanya terlihat bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang berwarna orange transparan. Di balik bra itu kulihat samar-samar puting susunya yang jg besar dan coklat kemerahan. Perutnya memang agak sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali tak mengurangi nilai keindahan tubuhnya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.

Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dpt melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Vera. Sungguh indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah. Hmm. . Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur , tanya Vera memancing. Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama tetanggaku yang bahenol ini. Vera duduk di sampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Vera, namun kini wanita itu justru yang menantangku. Mas Aldi mau mandi dulu Nanti saya siapkan air hangat , tanya Vera sambil menggenggam tanganku erat. Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya. Hmm. . Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak , kataku agak serius. Apa itu Mas Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Vera, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak , kataku. Terima kasih, saya jg begitu pada Mas Aldi , Vera merebahkan kepalanya di pundakku. Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita .

Setuju, saya sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman waktu saya kesepian, kalau Mas Aldi mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi tidak ada suami saya. Tapi saya sekalipun tidak akan meminta apapun dari Mas Aldi, dan sebaliknya saya jg ingin Mas Aldi demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan . Hmm. . Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah, supaya pembantu saya tidak kebingungan . Kalau begitu, Mas Aldi pulang saja dulu, taruh mobil di garasi, kan lucu kalau Mas Aldi bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada di depan rumah saya . Oh. . Iya, hampir saya lupa .

Aku segera keluar dan pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan mandi. Setelah itu aku mau bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap di rumah temanku. Namun tidak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur. Aku segera datang kembali ke rumah Vera. Wanita itu sudah menungguku di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di atas meja. Pahanya yang montok terpampang indah di atas sofa. Wah. . Ternyata mandi di rumah ya Padahal saya sudah siapkan air hangat . Terima kasih, Mbak Vera baik sekali . Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Vera, lalu dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya. Uhh. . , Vera agak kaget dan menggelinjang. Maaf , kataku. Tidak apa-apa Mas, justru. . Enak , kata Vera seraya tersenyum nakal memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya. Crup. . ! , aku segera menciumnya, Vera membalasnya dengan liar.

Agen Poker Online Uang Asli

Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki, yang jelas ciuman Vera sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh birahi. Ohh. . Ergh. . , lenguh Vera di sela-sela ciuman panasnya. Dengan beberapa gerakan, Vera meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan CD yang berwarna orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Vera. Wowww. . Kamu. . Benar-benar seksi Mbak , pujiku , Buah dada Mbak besar sekali Hi-hi-hi. . Punya Lia kecil ya Paling 34 A, iya kan Nah coba tebak ukuran saya , tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu. 36 B , jawabku. Salah 36 C .

Masih salah, sudah lihat aja nih , Vera membuka pengait Bra-nya, sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan melempar bra orange itu kepadaku. Gila. . 36 D! , kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu. Boleh saya pegang Mbak , tanyaku basa-basi. Jangan cuma dipegang dong Mas, remas. . Dan kulum nih. . Putingnya , kata Vera dengan gaya nakal bagaikan pereks jalanan.

Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada montok itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku. Vera menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah, berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin bernafsu. Ngentot, enak banget Mas. . jeritnya, Ayo Mas. . Saya sudah kepingin penetrasi nih! . Aku yang jg sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Vera. Dengan bantuan Vera aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa satupun busana di tubuhku. Vera sangat gembira melihat ukuran penisku yang lumayan panjang dan besar itu.

Ohh. . Besar jg ya. . jeritnya. Ia benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Wanita itu segera membuka CD orange sebagai kain terakhir di tubuhnya. Kulihat daerah bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin rasanya aku menikmati keindahan bibir kenikmatan Vera, namun ketika aku ingin melaksanakannya ia menampikku. Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama . Vera duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku, mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Vera dan perlahan tapi pasti menekannya masuk.

Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Vera yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran dua0 cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan. Enghh. . Gila kamu Mas, kalau begini sebentar saja saya puas , jerit Vera keenakan. Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya , tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting susunya yang besar. Ohh. . Ohh. . Benar-benar enak Mas , Vera memejamkan matanya. Pada penetrasi kelima, Vera menjerit, Sudah Mas, jangan tarik lagi, saya mau. . Mau. . Oh. . !

Bandar Poker Online Uang Asli

Dinding vagina Vera melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya. Oh. . Saya sudah sekali Mas , katanya sambil menarik nafas. Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua , tanya Vera. Terserah Mbak , kataku. Aku sih pasrah saja. Sini, saya emut saja dulu . Hmm. . Boleh jg, Lia belum pernah oral dengan saya , aku mencabut penisku dari dalam vagina Vera yang basah dan menyodorkannya ke Vera. Wanita itu menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Vera terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya. Oh. . Saya mau keluar nih, gimana , aku bingung apakah aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya. Namun Vera hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya. Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Vera. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki!Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Vera mengangkangkan kakinya kembali.

Nah. . Sekarang babak kedua Mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya , Vera menunjuk ke arah klitorisnya yang agak besar. Oke Mbak, saya jg sudah biasa kok , seruku. Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Vera yang baru saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir itu. Sudah gondrong nih Mbak , seruku. Oh iya, habis mau dicukur percuma jg, enggak ada yang lihat dan jilat , jawabnya nakal, Besok pagi saya cukur deh, tapi janji malamnya Mas Aldi datang lagi ya. . . Oke. . Pokoknya setiap ada kesempatan saya siap menemani Mbak Vera . Aku kemudian asyik menjilati dan menciumi labium mayora dan minora Vera. Cairan vagina Vera sudah mulai mengalir kembali pertanda ia sudah terangsang kembali. Desahan Vera jg memperkuat tanda bahwa Vera menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku memasukkan jari telunjuk dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu. Yes. . Asyik banget. . Say sudah siap babak kedua Mas , seru Vera. Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Vera, jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Vera menungging di atas sofa. Sekarang doggy-style ya Mas. . Aku sih iya saja, maklum. . Sama enaknya. 

Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan sperma di dalam vaginanya. Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Vera begitu bahagia, dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan kini setiap waktu jika Lia dinas ke luar kota maka Vera secara resmi menggantikan posisi Lia sebagai isteriku. Asyik jg. Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu rumah tangga di rumah Vera. Betapa bahagianya Vera dengan bantuanku itu, ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya. Dari kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah: Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau , atau bisa diganti dengan: Vagina isteri tetangga selalu terasa lebih nikmat .

 photo anigif_zpsfksd8qkm.gif
 photo 800x104 PN_zpsotkomly1.gif
 photo specialis gif_zpsh3yonhzr.gif
Share:

Senin, 29 Agustus 2016

Pengalaman Pertamaku Melakukan ML

Kali ini akan kuceritakan pengalaman pertamaku melakukan hubungan sex atau make love (ML) yang sebenarnya. Ini kulakukan saat aku memasuki bangku kuliah di salah satu Universitas di Surabaya. Aku memang kuliah di sana mengambil jurusan kedokteran .

ML Pertamaku

SOLUSI AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA

Di antara teman cowokku saat itu, yang paling akrab denganku adalah Charles, anaknya cukup ganteng dan pandai. Namun sayangnya Charles akhirnya tidak meneruskan kuliahnya karena dia merasa patah hati denganku (bukan GR lho!). Charles memang merupakan cowok yang pertama kali merasakan mahkota kegadisanku, kulakukan semua itu dengan suka rela tanpa ada tuntutan.

Kuanggap saat itu kami memang saling suka sama suka dan saling membutuhkan, bukan berarti itu sebagai suatu ikatan yang mana aku harus bersedia menjadi istri Charles kelak. Hal inilah yang membuat Charles akhirnya harus terpukul dan patah hati, karena setelah kupersembahkan mahkota kegadisanku, Charles merasa harus bertanggung jawab dan akan menikahiku.

Sedangkan aku tidak ingin mendapat ikatan apa-apa, maka akhirnya Charles patah hati dan berhenti kuliah, sejak saat itu aku juga tidak tahu dia ada dimana, kalau seandainya saat ini di manapun Charles berada dan sedang membaca kisahku ini, aku mohon maaf, bukannya aku bermaksud menyakiti hatinya, tapi begitulah aku, Natalia yang masih tetap seperti yang dulu. Sejak awal perkenalanku dengan Charles, kami memang telah merasa saling cocok satu sama lain.

Banyak hal yang kami selalu lakukan dan lalui bersama, entah bagaimana perasaan Charles padaku saat itu, namun aku menganggap Charles tak lebih sebagai seorang teman yang akrab dan enak diajak berbincang maupun bergaul, atau mungkin sebagai kakak yang bisa diajak curhat misalnya.

Hubungan kami makin hari makin dekat dan akrab, kami juga mengawali dengan saling berciuman, berpelukan sambil terkadang saling raba dan saling remas, tentunya di tempat-tempat sepi yang memungkinkan. Belakangan kami juga sering melakukan petting atau oral sex. Kalau yang satu ini kami lakukan terkadang di rumahku saat tidak ada siapa-siapa, terkadang juga di tempat kost Charles, atau di losmen-losmen murah dengan membayar patungan, maklum Charles bukan asli anak Surabaya, kedua orang tuanya asli dan tinggal di Medan sana.

Kami gapai kepuasan itu melalui hubungan oral sex, kami saling cium, saling lumat dan saling cumbu. Tangan-tangan kami saling meraba dan mengelus daerah sensitif kami masing-masing, hingga pada puncaknya kami saling jilat dengan posisi 69. Kepala Charles membenam di selangkanganku, mengoral vaginaku dan menjilati klitorisku.

KOMUNITAS BETTING ONLINE INDONESIA

Sebaliknya aku juga sibuk mengocok batang kemaluan Charles sambil mulutku mengulum kepala batang kemaluannya, kujilat biji pelirnya hingga ke bagian kepala batang kemaluannya. Awalnya aku tidak mengizinkan sperma Charles tumpah keluar di mulutku, namun akhir-akhirnya sering kali kubiarkan spermanya menyembur di dalam mulutku. Bahkan beberapa kali sperma itu yang awalnya tidak sengaja tertelan menjadi sengaja kutelan sampai habis.

Memang awalnya aku merasa jijik dan hampir mau muntah rasanya, apa lagi kalau semburan spermanya muncrat dengan keras hingga langsung menyumbat kerongkonganku. Memang pengalaman adalah guru yang terbaik, akhirnya aku pun terbiasa dan boleh dibilang piawai dalam melakukan oral sex sampai lawan mainku orgasme, dan spermanya menyembur keluar di mulutku, kemudian langsung kutelan habis sampai bersih kembali.

Hal yang sama justru sudah dilakukan Charles sejak dari awal kami melakukan hubungan oral sex, dan Charles pula yang mengawali mengoral vaginaku, jauh hari sebelum aku berani dan mau melakukan oral sex pada dirinya. Charles selalu tidak membiarkan cairan hangat yang keluar dari dalam liang vaginaku, tumpah begitu saja membasahi sprei tempat tidur yang kami pakai.

Charles selalu menjilat dan menelas habis semua cairan beningku saat aku mengalami orgasme saat dioralnya, soal kenikmatan yang kualami saat itu, sungguh sangat sulit kulukiskan dengan kata-kata, karena rasanya tidak ada kata atau kalimat yang dapat mengartikan bagaimana nikmatnya saat orgasme itu. Suatu siang yang tanggal dan harinya aku sudah lupa, aku dan Charles pulang kuliah agak siang karena memang tidak ada kegiatan di kampus.

Kuajak Charles mampir ke rumahku seperti biasanya, dan waktu itu di rumahku juga sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku sibuk dengan urusannya masing-masing, sedang adikku ada yang masih kuliah dan yang kecil juga belum pulang dari sekolahnya. Suasana dan kondisi rumahku yang kosong dan sepi memungkinkan Charles untuk bebas mencumbuku, Charles mengawalinya dengan mencium lembut bibirku yang tipis dan mungil.

TIPS CARA BERMAIN JUDI ONLINE

Kami saling berciuman dan berpagutan, bibir kami saling mengulum, dan tangan kami saling meraba dan meremas daerah-daerah yang sensitif. Cukup lama kami bergumul di tempat tidurku, sampai akhirnya kami saling menanggalkan busana kami masing-masing, seperti biasanya saat kami melakukan oral sex. Lalu kami sudah telanjang bulat tanpa sehelai pun benang yang menutupi tubuh kami.

Dan cumbuan dan ciuman tadi sudah berubah menjadi jilatan yang kami lakukan, kami saling menjilati hingga mencapai posisi favorit kami yaitu 69. Ternyata aku lebih dahulu mengalami orgasme saat melakukan oral sex kali ini, aku benar-benar hanyut dan terobsesi dengan permainan lidah Charles yang menyapu rata setiap bagian vaginaku.

Terus terang aku paling tidak tahan saat klitorisku dijilat apa lagi dikulum-kulum. Biasanya darahku seakan serentak secara bersamaan mengalir ke atas kepalaku dan berkumpul di ubun-ubun kepalaku, kalau sudah demikian bendungan pertahananku jebol diterjang badai dan gelombang birahiku yang dahsyat.

Namun kali ini rupanya Charles lebih lama bertahan daripada biasanya, memang tidak biasanya Charles mampu mempertahankan orgasmenya sebegitu lama saat kukulum batang kemaluannya. Kali ini rupanya lain, dan karena orgasmenya tak kunjung tiba, Charles mengubah posisinya dengan menindih tubuhku dengan posisi kami saling berhadap-hadapan.

Charles kembali mencium dan melumat bibirku, masih terasa sisi bekas lendirku yang menempel di mulut Charles, rasanya sedikit asin dengan aroma yang khas sekali, karena aku juga pernah menjilati jari-jariku setelah melakukan masturbasi, saat itu jari-jariku juga dipenuhi oleh cairan kenikmatan sisa orgasmeku.

AGEN POKER TANPA TIPU

Sambil menciumku, Charles memegang batang kemaluannya dan menggosok-gosokkan ujung kepala batang kemaluannya di antara celah belahan bibir vaginaku, aku merasakan geli yang bercampur kenikmatan, ada rangsangan tersendiri yang kurasakan saat itu, sehingga membuat liang vaginaku kembali basah dibanjiri oleh cairan birahi yang mengalir dari dalam rahimku.

Charles mulai menusuk-nusukkan ujung kepala batang kemaluannya di celah liang vaginaku, desakan batang kemaluannya terasa agak sakit saat memasuki terlalu dalam ke liang vaginaku, hingga terkadang aku sedikit tersedak dan mengaduh, namun lama kelamaan aku juga menjadi tidak tahan dengan perlakuan seperti itu, ingin rasanya aku merasakan batang kemaluan Charles dimasukkan lebih dalam lagi ke liang vaginaku.

Charles sepertinya juga tahu apa yang kumau, ia mulai menggosokkan batang kemaluannya masuk lebih dalam lagi ke liang vaginaku. Aku kembali merasakan sakit di dalam liang vaginaku yang memang belum pernah dimasuki benda apa pun, kali ini ada sedikit rasa perih dari dalamnya.

Charles rupanya juga mengerti akan hal itu, dan ia tidak melanjutkannya dengan gegabah, sambil sesekali meneruskan dorongannya agar batang kemaluannya masuk lebih dalam lagi, Charles juga memberikan aku waktu luang untuk menarik nafas menahan rasa sakit dan perih yang bercampur nikmat di vaginaku.

Akhirnya setengah dari batang kemaluan Charles berhasil menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku, dan Charles mulai memompanya pelan-pelan sambil terus melakukan tekanan hingga batang kemaluannya benar-benar dapat masuk secara utuh di dalam kemaluanku.

AGEN DOMINO QQ TERUJI

Rasa sakit dan perih yang kualami juga makin lama makin hilang berganti dengan rasa nikmat yang selama ini belum pernah kualami. Charles makin mempercepat pompaannya, batang kemaluannya digenjot keluar masuk di liang vaginaku, yang makin becek oleh lendir yang tak terbendung, keluar dari dalam rahimku.

“Oo.. Ooh! Aduu.. Uuh!” Aku hanya bisa menyeracau tidak karuan, tanganku berusaha meraih apa saja yang ada di sekitarku, dan kain sprei tempat tidurku yang menjadi sasaran jambakan tanganku, kuremas kain spreiku hingga tempat tidurku makin acak-acakan. Tubuhku sedikit bergetar, kurasakan ada sesuatu yang aneh di dalam liang vaginaku, aku sepertinya sedang kencing namun bukan air seniku yang mengalir keluar, namun kutahu itu adalah semburan pelumasku, yang kembali membasahi liang vaginaku.

Vaginaku mengedut kuat meremas batang kemaluan Charles yang masih asyik terus memompa liang vaginaku, kedutan vaginaku itu akhirnya juga membuat pertahanan Charles ikut jebol juga. Dapat kurasakan semburan dahsyat di dalam liang vaginaku saat Charles melepaskan orgasmenya.

Cukup lama kami berpelukan sambil posisi batang kemaluan Charles masih tertancap di dalam liang vaginaku, kurasakan batang kemaluan Charles pelan-pelan kembali mengecil seukuran normal di dalam liang vaginaku. Cairan birahi kami berdua yang bercampur di dalam liang vaginaku merembes keluar melalui celah lipatan bibir vaginaku, belakangan baru kutahu diantara rembesan tersebut ada bercak merah yang membasahi sprei tempat tidurku.

Selamat tinggal mahkotaku, demikian bisikku dalam hati sambil mencium bibir Charles, orang pertama yang memberikan kepuasan sejati padaku
Kali ini akan kuceritakan pengalaman pertamaku melakukan hubungan sex atau make love (ML) yang sebenarnya. Ini kulakukan saat aku memasuki bangku kuliah di salah satu Universitas di Surabaya. Aku memang kuliah di sana mengambil jurusan kedokteran .

ML Pertamaku

SOLUSI AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA

Di antara teman cowokku saat itu, yang paling akrab denganku adalah Charles, anaknya cukup ganteng dan pandai. Namun sayangnya Charles akhirnya tidak meneruskan kuliahnya karena dia merasa patah hati denganku (bukan GR lho!). Charles memang merupakan cowok yang pertama kali merasakan mahkota kegadisanku, kulakukan semua itu dengan suka rela tanpa ada tuntutan.

Kuanggap saat itu kami memang saling suka sama suka dan saling membutuhkan, bukan berarti itu sebagai suatu ikatan yang mana aku harus bersedia menjadi istri Charles kelak. Hal inilah yang membuat Charles akhirnya harus terpukul dan patah hati, karena setelah kupersembahkan mahkota kegadisanku, Charles merasa harus bertanggung jawab dan akan menikahiku.

Sedangkan aku tidak ingin mendapat ikatan apa-apa, maka akhirnya Charles patah hati dan berhenti kuliah, sejak saat itu aku juga tidak tahu dia ada dimana, kalau seandainya saat ini di manapun Charles berada dan sedang membaca kisahku ini, aku mohon maaf, bukannya aku bermaksud menyakiti hatinya, tapi begitulah aku, Natalia yang masih tetap seperti yang dulu. Sejak awal perkenalanku dengan Charles, kami memang telah merasa saling cocok satu sama lain.

Banyak hal yang kami selalu lakukan dan lalui bersama, entah bagaimana perasaan Charles padaku saat itu, namun aku menganggap Charles tak lebih sebagai seorang teman yang akrab dan enak diajak berbincang maupun bergaul, atau mungkin sebagai kakak yang bisa diajak curhat misalnya.

Hubungan kami makin hari makin dekat dan akrab, kami juga mengawali dengan saling berciuman, berpelukan sambil terkadang saling raba dan saling remas, tentunya di tempat-tempat sepi yang memungkinkan. Belakangan kami juga sering melakukan petting atau oral sex. Kalau yang satu ini kami lakukan terkadang di rumahku saat tidak ada siapa-siapa, terkadang juga di tempat kost Charles, atau di losmen-losmen murah dengan membayar patungan, maklum Charles bukan asli anak Surabaya, kedua orang tuanya asli dan tinggal di Medan sana.

Kami gapai kepuasan itu melalui hubungan oral sex, kami saling cium, saling lumat dan saling cumbu. Tangan-tangan kami saling meraba dan mengelus daerah sensitif kami masing-masing, hingga pada puncaknya kami saling jilat dengan posisi 69. Kepala Charles membenam di selangkanganku, mengoral vaginaku dan menjilati klitorisku.

KOMUNITAS BETTING ONLINE INDONESIA

Sebaliknya aku juga sibuk mengocok batang kemaluan Charles sambil mulutku mengulum kepala batang kemaluannya, kujilat biji pelirnya hingga ke bagian kepala batang kemaluannya. Awalnya aku tidak mengizinkan sperma Charles tumpah keluar di mulutku, namun akhir-akhirnya sering kali kubiarkan spermanya menyembur di dalam mulutku. Bahkan beberapa kali sperma itu yang awalnya tidak sengaja tertelan menjadi sengaja kutelan sampai habis.

Memang awalnya aku merasa jijik dan hampir mau muntah rasanya, apa lagi kalau semburan spermanya muncrat dengan keras hingga langsung menyumbat kerongkonganku. Memang pengalaman adalah guru yang terbaik, akhirnya aku pun terbiasa dan boleh dibilang piawai dalam melakukan oral sex sampai lawan mainku orgasme, dan spermanya menyembur keluar di mulutku, kemudian langsung kutelan habis sampai bersih kembali.

Hal yang sama justru sudah dilakukan Charles sejak dari awal kami melakukan hubungan oral sex, dan Charles pula yang mengawali mengoral vaginaku, jauh hari sebelum aku berani dan mau melakukan oral sex pada dirinya. Charles selalu tidak membiarkan cairan hangat yang keluar dari dalam liang vaginaku, tumpah begitu saja membasahi sprei tempat tidur yang kami pakai.

Charles selalu menjilat dan menelas habis semua cairan beningku saat aku mengalami orgasme saat dioralnya, soal kenikmatan yang kualami saat itu, sungguh sangat sulit kulukiskan dengan kata-kata, karena rasanya tidak ada kata atau kalimat yang dapat mengartikan bagaimana nikmatnya saat orgasme itu. Suatu siang yang tanggal dan harinya aku sudah lupa, aku dan Charles pulang kuliah agak siang karena memang tidak ada kegiatan di kampus.

Kuajak Charles mampir ke rumahku seperti biasanya, dan waktu itu di rumahku juga sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku sibuk dengan urusannya masing-masing, sedang adikku ada yang masih kuliah dan yang kecil juga belum pulang dari sekolahnya. Suasana dan kondisi rumahku yang kosong dan sepi memungkinkan Charles untuk bebas mencumbuku, Charles mengawalinya dengan mencium lembut bibirku yang tipis dan mungil.

TIPS CARA BERMAIN JUDI ONLINE

Kami saling berciuman dan berpagutan, bibir kami saling mengulum, dan tangan kami saling meraba dan meremas daerah-daerah yang sensitif. Cukup lama kami bergumul di tempat tidurku, sampai akhirnya kami saling menanggalkan busana kami masing-masing, seperti biasanya saat kami melakukan oral sex. Lalu kami sudah telanjang bulat tanpa sehelai pun benang yang menutupi tubuh kami.

Dan cumbuan dan ciuman tadi sudah berubah menjadi jilatan yang kami lakukan, kami saling menjilati hingga mencapai posisi favorit kami yaitu 69. Ternyata aku lebih dahulu mengalami orgasme saat melakukan oral sex kali ini, aku benar-benar hanyut dan terobsesi dengan permainan lidah Charles yang menyapu rata setiap bagian vaginaku.

Terus terang aku paling tidak tahan saat klitorisku dijilat apa lagi dikulum-kulum. Biasanya darahku seakan serentak secara bersamaan mengalir ke atas kepalaku dan berkumpul di ubun-ubun kepalaku, kalau sudah demikian bendungan pertahananku jebol diterjang badai dan gelombang birahiku yang dahsyat.

Namun kali ini rupanya Charles lebih lama bertahan daripada biasanya, memang tidak biasanya Charles mampu mempertahankan orgasmenya sebegitu lama saat kukulum batang kemaluannya. Kali ini rupanya lain, dan karena orgasmenya tak kunjung tiba, Charles mengubah posisinya dengan menindih tubuhku dengan posisi kami saling berhadap-hadapan.

Charles kembali mencium dan melumat bibirku, masih terasa sisi bekas lendirku yang menempel di mulut Charles, rasanya sedikit asin dengan aroma yang khas sekali, karena aku juga pernah menjilati jari-jariku setelah melakukan masturbasi, saat itu jari-jariku juga dipenuhi oleh cairan kenikmatan sisa orgasmeku.

AGEN POKER TANPA TIPU

Sambil menciumku, Charles memegang batang kemaluannya dan menggosok-gosokkan ujung kepala batang kemaluannya di antara celah belahan bibir vaginaku, aku merasakan geli yang bercampur kenikmatan, ada rangsangan tersendiri yang kurasakan saat itu, sehingga membuat liang vaginaku kembali basah dibanjiri oleh cairan birahi yang mengalir dari dalam rahimku.

Charles mulai menusuk-nusukkan ujung kepala batang kemaluannya di celah liang vaginaku, desakan batang kemaluannya terasa agak sakit saat memasuki terlalu dalam ke liang vaginaku, hingga terkadang aku sedikit tersedak dan mengaduh, namun lama kelamaan aku juga menjadi tidak tahan dengan perlakuan seperti itu, ingin rasanya aku merasakan batang kemaluan Charles dimasukkan lebih dalam lagi ke liang vaginaku.

Charles sepertinya juga tahu apa yang kumau, ia mulai menggosokkan batang kemaluannya masuk lebih dalam lagi ke liang vaginaku. Aku kembali merasakan sakit di dalam liang vaginaku yang memang belum pernah dimasuki benda apa pun, kali ini ada sedikit rasa perih dari dalamnya.

Charles rupanya juga mengerti akan hal itu, dan ia tidak melanjutkannya dengan gegabah, sambil sesekali meneruskan dorongannya agar batang kemaluannya masuk lebih dalam lagi, Charles juga memberikan aku waktu luang untuk menarik nafas menahan rasa sakit dan perih yang bercampur nikmat di vaginaku.

Akhirnya setengah dari batang kemaluan Charles berhasil menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku, dan Charles mulai memompanya pelan-pelan sambil terus melakukan tekanan hingga batang kemaluannya benar-benar dapat masuk secara utuh di dalam kemaluanku.

AGEN DOMINO QQ TERUJI

Rasa sakit dan perih yang kualami juga makin lama makin hilang berganti dengan rasa nikmat yang selama ini belum pernah kualami. Charles makin mempercepat pompaannya, batang kemaluannya digenjot keluar masuk di liang vaginaku, yang makin becek oleh lendir yang tak terbendung, keluar dari dalam rahimku.

“Oo.. Ooh! Aduu.. Uuh!” Aku hanya bisa menyeracau tidak karuan, tanganku berusaha meraih apa saja yang ada di sekitarku, dan kain sprei tempat tidurku yang menjadi sasaran jambakan tanganku, kuremas kain spreiku hingga tempat tidurku makin acak-acakan. Tubuhku sedikit bergetar, kurasakan ada sesuatu yang aneh di dalam liang vaginaku, aku sepertinya sedang kencing namun bukan air seniku yang mengalir keluar, namun kutahu itu adalah semburan pelumasku, yang kembali membasahi liang vaginaku.

Vaginaku mengedut kuat meremas batang kemaluan Charles yang masih asyik terus memompa liang vaginaku, kedutan vaginaku itu akhirnya juga membuat pertahanan Charles ikut jebol juga. Dapat kurasakan semburan dahsyat di dalam liang vaginaku saat Charles melepaskan orgasmenya.

Cukup lama kami berpelukan sambil posisi batang kemaluan Charles masih tertancap di dalam liang vaginaku, kurasakan batang kemaluan Charles pelan-pelan kembali mengecil seukuran normal di dalam liang vaginaku. Cairan birahi kami berdua yang bercampur di dalam liang vaginaku merembes keluar melalui celah lipatan bibir vaginaku, belakangan baru kutahu diantara rembesan tersebut ada bercak merah yang membasahi sprei tempat tidurku.

Selamat tinggal mahkotaku, demikian bisikku dalam hati sambil mencium bibir Charles, orang pertama yang memberikan kepuasan sejati padaku

 photo anigif_zpsfksd8qkm.gif
 photo 800x104 PN_zpsotkomly1.gif
 photo specialis gif_zpsh3yonhzr.gif
Share:

Rabu, 24 Agustus 2016

NGEWEK DENGAN SEKETARISKU YANG SEKSI DAN BERGAIRAH

Lokasi Khusus Dewasa 18+ - Hallo sobat, ketemu lagi di Lokasi Khusus Dewasa 18+ yang ingin membagi cerita nyata yang di alamai oleh teman teman kita yang ingin berbagi pengalaman menariknya. Kali ini di alami oleh seorang Seketaris di daerah Jakarta yang bernama Karista.ingin menceritakan kisahnya saat Melakukan hubungan intim dengan Bosnya. Pasti penasarankan. Ayo sama sama kita baca artikel di bawah ini yang berjudul "Ngewek Dengan Seketarisku Yang  Seksi Dan Bergairah".


Saya sebagai salah satu direktur dari perusahaan suami, saya harus hadir dan seharusnya suami pun yang menjabat sebagai Direktur Utama harus hadir, tapi karena suami baru pulang dari dinas di luar negeri selama sebulan untuk mengadakan negosiasi dengan mitra bisinisnya yang di luar negeri dan masih terlalu capai katanya dan memang kontrak akan ditandatangani oleh saya saja. Ternyata dia sudah bangun sementara saya sedang mandi tadi, dan sekarang masih di tempat tidur sambil memainkan remote control TV untuk melihat berita hari ini.
Seperti biasanya, di depan meja rias saya mulai berias. Saya melepas handuk yang melilit di badan saya dan mulai memberi body lotion ke seluruh badan. Mulai dari kaki dan terus ke paha dan sampai selangkangan, terus ke atas. Di bagian dada sedikit agak lama memberikan lotion-nya terutama di bagian payudara saya yang berukuran 36B ini. Sedikit saya tekan dengan kedua tangan saya. Saya sedikit merasa suatu kenikmatan dan memang terlihat dengan mulai mengerasnya puting saya. Mungkin memang sedang masa subur dan lagi sudah lama saya tak berhubungan dengan suami karena di tinggal dinas.

Dari kaca saya mengintip, sepertinya suami sedang memperhatikan saya berias. Suami memberi oleh-oleh untuk saya tadi malam begitu sampai. BH buatan salah satu product dari Inggris yang lucu dan seksi. BH yang hanya menyanggah payudara dari bawah ini hampir tak memiliki cup atau lebih dikenal dengan sebutan quarter bra, sudah jelas puting saya tak tertutup oleh BH-nya tapi tetap menjaga bentuk payudara.
Saya mulai memakai stocking terlebih dahulu, yang hanya menutupi kaki saya sampai ke pangkal paha, dan terus dilanjutkan dengan melilitkan garter ke pinggang saya dan tak lupa menjepit stocking saya ke tali garter. Karena suami sudah bangun saya memanggilnya, “Mas tolong dong ke sini ikatkan tali BH ini.” Suami yang tidur dengan mengenakan T-shirt dan celana dalamnya saja bangun dari tempat tidur dan menuju ke meja rias untuk membantu saya.”Mas bagus ini BH-nya, nikmat dipakai sepertinya, seksi lagi.” Sambil tersenyum dia membantu memasangkannya dari belakang. Sambil tetap menghadap kaca saya menanyakannya, “Pinter juga milihnya Mas, gimana pas tak kelihatannya.
” Dari belakang saya, suami mengulurkan tangannya dan memegang bagian depan BH yang dia berikan itu. Sambil memeriksa bagian depan BH, dengan nakalnya tangannya menyentuh dan menekan payudara saya yang tak tertutup oleh BH ini. Saya sedikit mendesah, “Ah, Mas nakal nih tangannya”, sambil tetap meremas kedua payudara saya dia menjawab, “Kenapa memangnya tangan saya?” dia mulai menjepit ke dua puting saya dengan jari telunjuk dan jari manisnya, sambil sedikit menariknya dengan perlahan. “Enak ya rasanya, sudah lama kan tak saya pijit.” “Ah Mas menggoda saja orang mau kerja”. Kedua putingnya dengan cepat mengeras, terasa sakit bercampur nikmat. “Ah.. ah.. nikmat sekali rasanya”.
saya segera ingin berbalik menghadap dia rasanya, tapi dia menahannya, tangan kanan saya mulai melilitkan ke tengkuknya dari depan dan mengelus rambutnya yang berombak. Sementara itu tangannya tetap meremas payudara saya. Oh begitu nikmatnya, saya betul-betul terangsang. Sementara itu tangan kanannya mulai bergerak menuju bawah dengan perlahan dan sampai ke bawah puser. Saya belum mengenakan celana dalam. Dia mulai mengelus rambut bawah saya yang tak banyak ini.”Aduh kamu sudah banjir sepertinya..” memang saya merasa bagian bawah saya sudah mulai lembab, dan dia terus mengelus dengan lembutnya.Mendadak saya merintih agak keras “Ah.. ah..!”.
ketika dia memainkan bibir bawah saya, tak kuat lagi saya berdiri tegak, dengan sedikit membungkuk, kedua tangan saya memegang pinggir meja rias untuk bertahan. Tangan kanannya bergerak lebih jauh lagi. Saya merasakan cairan kental dan licin keluar membasahi bibir bawah. Seperti terpeleset, jari tengah tangan kanannya memasuki tubuh saya dan menggerak gerakannya di dalam vagina saya, “Ah.. ah.. aduh Mas.. ah.. saya tak tahan.. nikmat sekali..”, Saya sudah tak sabar lagi, tangan kiri saya menuju belakang dan memegang pinggulnya dan menariknya supaya lebih mendekat dengan saya, dan segera menyelinap ke dalam celana dalamnya, saya mulai memegang penisnya yang sudah membesar dan keras itu, dan dengan berirama saya gerakkan.
“Ah.. ah..” dia mulai merintih kecil. Sementara itu dia menambah jari telunjuknya untuk dimasukkan ke milik saya, “Gimana.. nikmat.. rasanya”, katanya. “Ah.. Mas nikmat sekali.. terus gerakkan Mas.. jangan berhenti.. satu lagi Mas.. ah..!” saya minta jari manisnya juga. Saya mulai menarik celana dalamnya ke bawah, dan dengan bantuan tangan kirinya celananya pun jatuh ke bawah. Saya membungkuk lebih dalam lagi dan dia mulai merapatkan pinggulnya ke pantat saya, dan saya merasakan penisnya yang hangat itu menempel di bibir bawah saya.
Jari tangan kanannya yang sudah basah dia keluarkan dari dalam saya dan kembali meremas-remas payudara kanan saya sambil memainkan puting saya. Semetara itu tangan kirinya memegang pinggul saya untuk lebih mantap. Pinggulnya mulai dia gerakkan berirama. Saya hanya bisa lihat dia dari kaca saja. Sesekali ujung penisnya menyentuh mulut vagina saya, seakan mau memasukinya, dia sengaja tak memasukkannya dulu. Membuat saya gregetan untuk bertahan, saya sudah terangsang sekali.

SOLUSI AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA

“Ayo Mas.. saya sudah tak tahan lagi.. ah.. ah..!” saya memintanya. “Mau apa kamu.. bilang dong”, dengan nada menggoda. Saya pegang ujung penisnya yang sedang menempel di mulut vagina, “Ini, mau ini cepat.. ah.. ah.. jangan buat penasaran, ah..!” dan lebih membungkuk lagi saya, posisi saya sudah siap untuk dimasukinya. Pelahan-lahan dia mulai memasukinya, dan saya merasakannya, sebuah benda yang hangat mulai masuk ke dalam saya, “Ah.. ah.. ayo terus Mas.. saya mau semuanya.. ah.” Dia hanya memasukkan setengah saja, membuat saya tambah penasaran, pinggulnya mulai bergerak ke depan dan ke belakang dengan berirama.
“Ah.. terus.. terus Mas.. saya mau semuanya.. ah.. sampai mentok Mas.. ah.” “Aah emm nikmat tak, mau semuanya ya..” dia bertanya, belum sampai saya jawab dia mulai mendorong penisnya jauh lebih ke dalam lagi, dan saya pun merintih dan merasakan sesuatu yang nikmat sekali. Pinggulnya terus bergerak berirama, dan mulai menambah cepat iramanya, tentu saja membuat saya tenggelam kenikmatan.
Tiba-tiba dia melepaskan penisnya dari dalam saya, dan menegakkan saya sambil memutarkan tubuh saya sehingga berhadapan dengan dia. Pinggang saya dia pegang dengan kedua tangannya dan mengangkat badan saya dan dia dudukan di meja rias, kemudian dia membentangkan kedua kaki saya. Dia kemudian mulai merapat dan memasukkan kembali penisnya ke dalam saya, “Ah.. ah..” saya pun merintih lebih keras karena nikmatnya. Dan dia mulai menggerakkan pinggulnya lagi. Kedua tangannya meremas-remas payudara saya dan juga memainkan puting saya dengan menjepit dengan jari telunjuk dan tengahnya.
Dia mulai mencium saya, dan saya langsung menyambutnya dengan membuka mulut saya sedikit, dan lidah dia mulai memasuki mulut saya dan saya sambut dengan lidah saya. Kedua lidah saling bercengkrama dan membuat lebih nikmat. Irama gerakan pinggulnya semangkin cepat, dan saya tahu dia mulai mendekati klimas. “Tunggu Mas, saya mau sama-sama Mas, ah..!” saya ingin mencapai klimaks bersama-sama, dan saya lebih konsentrasi lagi sambil menjepit penisnya. “Ah.. Mas ayo Mas.. saya sudah mau keluar Mas.. ah.. sama-sama.. Mas!” Dan seperti pistol meledak, dari penisnya keluar cairan panas yang terasa begitu panas dan kencang dalam tubuh saya, dan saya pun beberapa detik kemudian mencapai klimaks.


AGEN POKER PILIHAN TERBAIK

Irama gerakan pinggulnya mulai menurun perlahan-lahan, dan saya memeluk kepalanya dan saya ciumi kuping kirinya sambil berbisik “Ah.. nikmat sekali Mas, sudah lama kita tak begini”, dan pinggulnya sudah berhenti bergerak, tapi penisnya masih tetap di dalam saya, dan dia mengecup bibir saya dengan mesranya. “Aah..” dia merintih sedikit karena penisnya yang masih di dalam saya jepit. Dia mulai mengeluarkan penisnya dari dalam saya, dan saya masih dalam posisi duduk di meja rias, saya merasakan cairan kental putih keluar dari dalam saya membasahi meja rias. “Mitra kita akan tertarik dengan kecantikan kamu nanti”, katanya dengan penuh arti.
Di luar mobil sudah menunggu saya, saya keluar dari rumah dan pamit.Saya memakai onepice merah panjang, potongan di dada sedikit rendah sehingga kelihatan sedikit belahan dada saya dan sedikit menonjol kedua puting saya dari balik gaun merah ini, BH saya hanya menyangga buah dada saya dan puting saya tak tertutup oleh BH sehingga sepintas seperti tak memakainya. Supir saya membukakan pintu belakang dan saya masuk, sebelum pintu ditutup saya menarik bagian rok saya yang masih sedikit menempel di bagian pintu karena kancing bagian rok saya yang ada di depan sengaja saya buka sampai pertengahan paha, supaya lebih mudah bergerak dan sedikit terlihat seksi dengan belahan di depan. Supir sepertinya sedikit melirik ke paha saya ketika itu, tapi seperti sudah biasa dia terus menutup pintu.”Jon tolong mampir ke Hotel Hyatt dulu untuk jemput tamu, dan baru kita ke kantor.”
Di lobby hotel tamu saya sudah menunggu, dia bersama wakilnya. “Wah maaf Pak Hans agak telat sedikit, tadi jalanan sedikit macet.” Saya berbohong, padahal jalan tak macet, tentu saya tak bisa bilang bahwa saya telat karena menikmati seks di pagi hari. Bapak Hans ini sepertinya masih muda dan tampan, badannya tegap dan tinggi. Masih muda sudah menjadi president suatu perusahaan yang lumayan besar. Di mobil saya duduk di sebelah kanan, kemudian Pak Hans di tengah dan wakilnya di kanan.
Sambil sedikit memiringkan badan masing-masing kami berbincang-bincang tentang kota Jakarta. Sambil berbincang-bincang, sesekali-kali dia mencuri pemandangan dengan melirik ke bagian dada saya yang belahan bajunya sedikit rendah ini. Saya tahu itu, tapi saya berpura-pura seperti tak sadar dan juga saya tahu bahwa yang dia lihat adalah bagian yang menonjol dari balik baju saya di sekitar buah dada saya.”Pak Hans sudah umur berapa putranya?” saya sengaja menanyakanya untuk memastikan sudah berkeluarga atau belum. Dia tersenyum dan, “Saya belum berkeluarga bu”, sambil tersenyum. “Kalau begitu bisa lebih santai dulu dong di Jakarta setelah kerjaan selesai”, dengan nada memancing saya bertanya. Tak lama kemudian kami sudah sampai di kantor.
Mobil berhenti dan supir membukakan pintu sebelah kiri. Wakil Pak Hans turun dahulu dan kemudian dia, sambil bergeser saya juga menunggu untuk keluar, dan ketika saya memutarkan badan untuk mengambil tas saya yang ada di belakang kursi, belahan rok saya terbuka sampai pangkal belahan, tapi saya tak sempat membenarkannya dan langsung ke luar. Di depan pintu Pak Hans sudah menunggu saya untuk turun, dan dia pasti telah melihat pangkal paha saya dan bahkan mungkin telah lihat celana dalam saya yang hitam dan agak transparant itu. Pintu lift di loby terbuka dan saya persilakan Tamu saya masuk dahulu dan kemudian saya. Kantor saya ada di tingkat 22, di dalam lift tak terlalu penuh, tapi di tingkat 5 banyak yang masuk sehingga kami mundur ke belakang.
Karena penuhnya, saya terdorong sampai menyentuh Pak Hans, “Maaf Pak Hans”, saya minta maaf kepadanya. Dalam lift saya merasakan tangan Pak Hans yang menempel ke pantat saya, merasa tak sopan, dia menggeser tangannya agar tak menyentuh, tapi rupanya justru membuat posisinya semakin tak enak. Bagian depannya langsung menempel ke bagian belakang saya. Saya merasa ada sesuatu yang keras menyentuh bagian belakang saya, penisnya mengeras rupanya. Belum sampai lebih jauh merasakannya lift terbuka dan kami harus keluar. Ruang rapat sudah siap dan saya persilakan masuk, dan beberapa menit kemudian rapat dimulai.
Ada dua hal kontrak yang kami bicarakan dan pada awal rencana kami akan menanda tangani kedua kontrak kerja, tapi setelah satu jam rapat berjalan ada satu hal yang harus di konfirmasikan dan Pak Hans minta ditunda sehari, akhirnya kami menandatangani satu kontrak kerja saja.Untuk menjamu tamu, saya membuat appoitment untuk dinner malam ini di hotel Pak Hans jam 19.00 malam. Pak Hans dengan diantar oleh mobil saya kembali ke hotel. Sore jam 15.00 saya bersiap-siap untuk pulang ke rumah karena nanti malam ada dinner dengan Pak Hans.
Cerita Seks Ngentot Mitra Bisnis – Ketika sampai di rumah ternyata ada pesan dari suami bahwa dia harus keluar kota dan baru kembali besok pagi. Saya langsung menuju meja rias dan membuka baju untuk mandi. Setelah buka baju, saya duduk dahulu di kursi meja rias sambil membuka BH saya, dan sedikit istirahat dulu. Saya merasakan kelembaban di celana dalam saya, dan merabanya dari atas celana, ternyata basah, naluri seks saya sedang tinggi. Dari selangkangan kaki, celana dalam saya geser sehingga tangan saya dapat menyentuh bibir bawah yang sudah basah ini, dengan halus saya mengelus-ngelusnya sambil membayangkan tadi pagi, tapi tiba-tiba imajinasi saya berubah seakan-akan Pak Hans yang muda dan ganteng itu sedang mencium dan menjilat vagina saya.
Cairan yang hangat dan licin semangkin membasahi, dengan tak sadar jari telunjuk saya sudah masuk ke dalam vagina dan terus saya gerakkan keluar masuk dari vagina saya, “Ah.. ah.. ah..” saya mulai merintih dengan nikmatnya. Seperti kurang puas dengan jari, saya membuka laci meja rias dan mengeluarkan mainan saya. Mainan ini berbentuk penis ukuran orang Eropa dan bisa bergerak-gerak dengan memakai baterai.

AGEN POKER TANPA TIPU

Mula-mula ujungnya saya tempel di ujung mulut vagina saya, “Ah.. ah!” denyut jantung mulai cepat dan saya mulai memasukkannya perlahan-lahan sambil berimajinasi yang masuk itu penis Pak Hans. Saya masukkan sampai habis, bukan main rasanya, seperti benar-benar melakukan seks, mainan ini bergerak terus di dalam badan saya. Saya mulai menggerakkan mainan perlahan dengan mengeluar-masukan ke vagina dengan berirama, seperti orang laki-laki sedang memasukan punyanya ke vagina wanita.
“Ah.. ah.. ah ah ah..” irama gerakkan mulai cepat dan cepat, saya pun mulai tak sadarkan diri, sementara tangan kanan menggerakkan mainan, tangan kiri saya mulai meremas payudara kanan saya dan sambil memainkan puting yang sudah dari tadi mengeras. Selama lima menit, terus saya mainkan mainan ini dan irama tangan pun semangkin cepat, dan saya sudah mendekati kelimax. “Ah.. ah.. keluar.. ah.. ah”, tanpa saya atur pinggul saya bergerak menyentak dan mainan yang di dalam saya jepit.
Cairan kental bening keluar banyak dari celah vagina yang masih dimasuki oleh mainan ini. Kepala dan tangan, saya rebahkan di meja rias, sementara mainan penis ini masih bergerak di dalam vagina saya. Kurang lebih tiga menit kemudian saya mulai menarik mainan yang masih bergerak dalam vagina saya, mainan sudah jelas basah dan licin oleh cairan saya. Mainan saya bersihkan dengan tissue dan saya simpan kembali di laci, dan saya baru melepas celana dalam yang sudah basah ini dan melepas gartar, kedua stocking saya, dan menuju kamar mandi.
Saya pilih gaun biru gelap untuk dinner malam ini. Setelah memakai minyak wangi ke seluruh badan, saya mulai mengenakan stocking hitam dari kaki kiri dan terus saya tarik sampai setengah paha dan diteruskan dengan yang kanan. Saya lebih senang stocking model seperti ini dari pada panty socking, lebih praktis apabila ingin ke kamar kecil. Gartar pun saya pilih yang hitam, dan saya jepit tali gartar ke ujung stocking yang ada di pertengahan paha. Saya pilih celana dalam hitam yang berbentuk sangat minim yang hanya pas-pasan menutupi bagian depannya, sedangkan bagian belakang hampir seperti tak memakai celana dalam, hanya berupa garis yang menutupi belahan bagian belakang, sehingga dari luar baju tak akan terlihat garis celana dalam.
Gaun malam saya bagian bawahnya panjang sampai ke mata kaki dengan dua belahan di samping sampai dua puluh centimeter dari atas lutut. Bagian punggung terbuka, dan bagian depan gaun dari dada terus ke atas dan bersimpul di kuduk kepala, tentu tak berlengan dan belahan dadanya sampai setinggi bawah payudara, gaun hanya pas menutupi bagian payudara saja. Gaun seperti ini tak bisa memakai BH yang umumnya, biasanya hanya berupa cup saja. Tapi saya kurang nikmat memakai BH yang hanya cup saja. Malam ini payudara saya langsung ditutup oleh gaun saja, tak memakai BH. Setelah merapihkan gaun dengan melihat dari kaca setinggi badan kemudian saya memilih sepatu untuk malam ini. Saya pilih warna hitam bludru dan dengan hak yang tinggi. Supaya tak kelihatan sepi bagian atasnya, saya pakai anting berbentuk bulat seperti gelang yang tipis dan bross bentuk daun di dada kiri. Lipstik saya pilih warna merah rose dan ditambah dengan lips gloss agar lebih kelihatan mengkilat dan tak kering. Jam sudah menunjukkan pukul 18:00, saya harus berangkat sekarang.
Malam ini saya bawa mobil sendiri, supir sudah saya suruh pulang karena besok pagi dia harus jemput suami pulang. Mobil sudah disiapkan dari dalam garasi, mobil ini hadiah dari suami yang bisa di hitung oleh jari di Jakarta ini. Mobil sport warna merah buatan Italy, jarang saya pakai kalau siang karena mencolok. Jalanan tak terlalu padat, dan sekitar setengah jam sudah sampai di hotel. Dari lobi hotel saya menelepon ke kamar Pak Hans, “Pak Hans saya tunggu di lobi ya.” Pak Hans minta waktu sebentar untuk turun, kira-kira sepuluh menit kemudian dia turun dan menemui saya. “Wah maaf Bu menunggu agak lama”, sambil memandang saya dengan mata seorang laki-laki muda yang penuh arti.
“Maaf Pak Hans, bapak tak bisa hadir malam ini karena dia ada urusan penting ke luar kota, salam saja darinya semoga bisnis kita bisa jalan dengan lancar”. “Oh tak apa, tapi kasihan juga ya ibu sering di tinggal suami, apa tak kesepian?” Saya balas dengan senyuman. Kami pilih restoran Jepang Teppanyaki. Dengan kursi yang mengelilingi meja penggorengan yang lebar, kami duduk di bagian tengah, dan memang hanya kami berdua di situ karena sudah di-reserve.
Tak lama koki yang akan meladeni kita datang dan kami memilih menunya. Sementara kami menunggu makanan sampai jadi dan melihat atraksi si koki yang sangat khas ini, kami berbincang-bincang, dari cerita ringan sampai mulai cerita soal bisnis. Tak lama kemudian masakan siap dan kita mulai makan sambil meneruskan perbincangan kami. “Wah saya kurang mahir memakai sumpit”, dan memang Pak Hans kelihatannya kurang mahir untuk mengambil makanannya. “Cara memegangnya begini pak, jadinya tak jatuh dan tak capai tangannya”, sambil membetulkan jarinya memegang sumpit.
Sepertinya agak lumayan sekarang tapi dia senang rupanya sekarang, tapi di bagian akhir dia berusaha mau mengambil udang yang sudah matang itu, dan berkali-kali jatuh karena licin. Karena kasihan, saya bantu ambilkan dengan sumpit saya dan suapkan ke mulutnya, mukanya sedikit merah karena malu sepertinya, saya tersenyum. Setelah selesai makan, Pak Hans saya ajak ke pub yang ada di hotel ini, “Bagaimana kalau kita pindah tempat ke pub di atas untuk berbincang-bincang.” “Boleh bu”, dia menurut saja.
Hari ini sepertinya agak ramai, dan banyak tamu orang barat, sehingga kami tak dapat meja, terpaksa kami duduk di bar-nya. “Ibu mau minum apa?” sambil menunjukkan menu ke saya. “Terserah Pak Hans deh, kan anda lebih tahu yang nikmat”, dan akhirnya dia pesan cocktail dengan campuran dasar gin. Agak keras, tapi nikmat rasanya. Sementara kami berbincang-bincang, suasana semangkin ramai, musik berirama cepat terus mengalir dan yang turun untuk berdansa di dance floor semakin ramai, begitu asyiknya berbincang-bincang saya tak ingat sudah berapa gelas saya tambah minum, yang jelas lumayan banyak, soalnya mulai terasa alkohol naik ke kepala.
Mendadak musik berhenti dan disusul dengan alunan musik yang slow, yang berdansa pun sedikit berkurang, pembicaraan kami pun terputus sejenak.”Pak Hans mau turun?” sebelum dia sempat menjawab, saya sudah tarik tangannya. Awalnya kami berdansa dengan sedikit mengambil jarak, tangan kanan saya memegang tangan kirinya, dan tangan kiri saya melilitkan ke pinggang dia, begitu juga dia. Sambil iringan musik yang slow terus mengumandang, kami meneruskan pembicaraan. Ketika kami mulai berhenti berbicara, saya mencoba mendekatkan badan ke dia, dan rupanya dia menyesuaikan diri juga. Dengan perlahan tangan kanan saya lepaskan dari tangannya begitu juga tangan kiri saya lepas dari pinggangnya dan melingkarkan kedua tangan saya ke belakang pinggangnya, dan dia pun mengikutinya, tapi dia melingkarkan tangannya agak ke atas, sehingga terasa sentuhan tangannya yang hangat itu ke bagian punggung saya yang terbuka itu.
Suasana semangkin romantis, dan kami makin merapat.Saya merasakan denyut jantungnya yang semakin cepat, saya pun sama, apalagi payudara saya yang tanpa BH itu menempel dengan rapatnya ke dadanya, puting saya terasa mengeras yang hanya ditutupi sehelai kain sutra yang tipis, dia pun pasti merasakannya. Dia pun bereaksi, terutama ketika saya menekankan bagian bawah saya ke dia, penisnya mengeras dan terasa agak besar miliknya. Kepala saya rebahkan ke dadanya, dan kini sementara tangan kanannya tetap diam pada posisi semula, di punggung bawah sekitar pinggang, tangan kirinya mulai naik perlahan-lahan ke atas dan berhenti di pertengahan punggung, terus bergeser ke kanan hingga ujung salah satu jarinya menyentuh bagian payudara saya yang sedikit tak tertutup dari celah samping belakang gaun saya.
Saya sedikit mendesah sambil menutup mata, tapi sepertinya dia tak dengar. Sampai beberapa saat terus kami dalam posisi begini, dan tak ada satu kata pun yang keluar dari kami. Musik berhenti, rupanya waktu istirahat untuk pemain band, dan kami pun kembali ke bar tempat semula kami duduk. Waktu telah menunjukkan pukul 22.00. Saya kembali berbicara mengenai bisinis, “Saya rasa tak ada yang kurang lagi dengan kontrak kerja kita yang kedua itu dan percayalah sama saya”, dengan nada meyakini nya. “Coba kita lihat lagi sama-sama kontraknya, mungkin ada yang saya bisa bantu lebih jelas”, sekali lagi saya meyakinkannya. “Kalau begitu saya ambil dulu surat kontraknya dan kita ketemu di loby”, ucapnya. “Kalau Pak Hans tak keberatan kita langsung saja ke kamar bapak dan kita bahas disana.” “Boleh, kalau ibu mau silakan.”

AGEN POKER SORTIRAN 

Selama perjalanan kami tak ada pembicaraan. Kamar dibuka dan kami masuk, di dalam keadaannya rapih dan luas dan memang ini sweet room. Dia menuju tempat tidur dan duduk di tepi tempat tidur sambil mengambil tas kerjanya untuk mengambil dokumen, sementara itu saya mengikutinya dari belakang, dan menyalakan radio yang ada di dekat tempat tidurnya, alunan musik yang lembut memenuhi ruangan, dan saya kemudian duduk di sampingnya. Karena tempat tidur agak rendah posisinya, belahan samping baju saya terbuka lebar, tapi saya biarkan saja. Sambil membuka buka dokumen, sebentar-sebentar dia mencuri pemandangan paha saya yang kelihatan dari belahan gaun. Saya berusaha menerangkan satu persatu pasal-pasal yang dia anggap ragu, tapi sepertinya dia sudah tak terlalu konsentrasi lagi. Tak lama setelah saya menjelaskan semuanya tiba-tiba dia mengambil ballpoint dari tasnya dan, “Saya tandatangan malam ini saja deh”, sambil tersenyum. “Pokoknya saya percaya deh dengan perusahaan ibu”, dan dia pun menandatanganinya. Saya balas dengan berjabat tangan. “Ibu mau minum apa? wah hanya ada beer dan wisky saja tapi..” dengan nada kecewa. “Kalau begitu saya minta scotch saja deh.” Dia mengangguk dan menyiapkan dua gelas dan mengeluarkan es dari kulkas.
Cerita Seks Ngentot Mitra Bisnis – Sementara itu saya minta izin mau ke kamar kecil. Di dalam kamar kecil yang jadi satu dengan kamar mandi dan dengan kaca yang besar saya merapihkan baju dan merapihkan rambut dan menambah lipstik lagi yang mulai pudar. Ketika selesai saya merasa tak enak di celana dalam saya, dan ketika saya mau membenarkan, bagian depannya saya pegang, ternyata basah. Mungkin tadi waktu kami dansa dan saya terangsang sampai basah. Saya bingung, bagaimana ya, dipakai terus tak enak rasanya. Akhirnya saya putuskan untuk melepaskannya dan saya masukkan ke dalam tas kecil saya.
Begitu saya keluar, Pak Hans baru selesai membuatkan scotch untuk berdua. Saya ambil gelas yang satu dari tangan dia dan terus berjalan menuju jendela sambil melihat pemandangan di luar, sudah pukul 0:30, jalanan sudah tak banyak mobil, sementara itu dia duduk di ujung tempat tidur sambil memandang saya dari belakang. Saya baru sadar di depan saya ada lampu dinding yang agak terang, rupanya dia lihat bayangan badan saya yang samar-samar kelihatan dari balik gaun. Tapi saya diam saja tanpa reaksi terus memperhatikan jendela. Tak lama dia melepas jasnya dan berdiri menghampiri saya, tapi di tengah-tengah dia berhenti dan dengan suara agak ragu dia bertanya kepada saya.
“Maukah ibu dansa lagi dengan saya di sini?” “Emm, nikmat juga ya mungkin, lagunya juga nikmat dan tenang lagi, ya boleh”, saya membalasnya sambil mendekatinya. Minuman saya letakkan dan langsung kami berdansa. Kali ini kami langsung merapat dan saling merangkul pinggang pasangan masing-masing. Semakin lama suasana semankin romantis, kepala saya sudah merebahkan ke dadanya, dan bagian bawah mulai saya tekan ke dia, reaksi sudah kelihatan, punyanya mengeras. Puting saya sudah dahulu mengeras dan sangat kencang terasa.
Seperti ingin lebih merasakannya, kedua tangannya mulai turun ke bawah dan memegang bagian pantat saya dan mendorongkannya ke badannya sehingga lebih terasa bentuk penisnya yang menekan bagian bawah saya. Tangannya mulai mengelus-ngelus pantat saya dari luar gaun saya sambil terkadang meremasnya, saya tak menunjukkan reaksi apa-apa, berarti ada lampu hijau dari saya, dia terus melakukannya berkali-kali, dan saya tetap diam sambil merasakan kenikmatan. Tak lama kemudian kedua tangannya bergeser ke bagian pangkal belahan gaun di pertengahan kedua paha saya, dan dengan cepatnya kedua tangannya menyelinap ke dalam belahan gaun dan mencoba memegang pantat saya dari dalam.
Dia mulai meraba-raba pantat saya seakan mencari sesuatu. Sepertinya dia mencari celana dalam saya, padahal saya sudah tak pakai lagi. Begitu dia sadar bahwa saya tak memakai celana dalam, wajahnya sedikit kaget, tapi hanya sejenak, bahkan dia lebih berani lagi dengan menggerakkan tangan kanannya ke bagian depan saya, mengelus rambut bawah dan jari telunjuk dan tengahnya turun lebih bawah lagi tepat di bagian belahan depan. Dengan kedua jarinya dia membuaka bibir bawah dan menjepit kacang saya. Dia tahu saya sudah banjir. Ketika dia sekali lagi memainkan bagian puting, mendadak kepala saya bangkit dari dadanya dan menghadap mukanya dengan jarak yang sangat dekat dan keluar suara rintihan saya sambil menutupkan mata, “aah..” Belum sempat saya menutup mulut, bibirnya langsung mendarat di bibir saya dan menciumnya. Saya sengaja membuka mulut saya agar dia lebih dalam mengecup saya.


AGEN DOMINO QQ TERUJI

Lidahnya mulai memasuki bibir dan terus masuk ke mulut, Saya pun bereaksi dengan mengulurkan lidah saya, lidah saya dan lidahnya saling menyaut dan menghisap. Sampai beberapa saat kami saling bercumbu. Seakan sudah diberi lampu hijau dari saya, dia bertambah agresif. Tangan kananya kembali melingkar ke belakang saya dan bersama tangan kirinya kembali meremas-remas pantat saya sambil terkadang mendorongnya ke depan sehingga menekan bagian depannya, sementara kami tetap saling bercumbu. Tangan yang sejak tadi melingkar di pinggang Pak Hans mulai saya lepas dan tangan kiri saya gerakkan menuju depan celananya, dan meraba-raba seperti mencari sesuatu.
Sampai juga yang saya cari, ritsluiting celananya saya tarik ke bawah perlahan-lahan, kemudian tangan saya segera menyelinap ke dalam celananya, dan terus menuju ke dalam celana dalamnya. Penisnya sudah tegap dari tadi, ukurannya cukup besar, segera saya genggam dan tangan saya gerakan ke atas dan ke bawah perlahan-lahan secara berirama. Seperti ada reaksi dari tangan saya, dia sedikit menggigit bibir saya, dia mulai terangsang rupanya, sementara tangan kiri saya tetap bergerak berirama menggenggam penisnya.
Tak lama kemudian dari ujung penisnya membasah, terasa dari jari telunjuk saya yang mengusap ujung penisnya, terasa licin dan lengket. Bibirnya mulai bergeser dari bibir saya menuju pipi dan terus ke daun kuping saya. Seperti mengemut permen, daun kuping sekitar anting kanan saya dikulumnya dengan lembut dan suara nafasnya yang memuncak sangat jelas terdengar di kuping saya. Tak lama kemudian bibirnya pindah mengecup leher sebelah samping di dekat kuduk saya dan terkadang mengecup sambil menyedotnya. “Aah.. ah..” saya berdesah lagi.
Ketika asyik mengecup leher saya, dia melihat simpul baju yang persis di kuduk saya, segera kedua tangannya yang berada di pantat saya naik ke atas menuju simpul itu dan dia mulai membukanya, dengan mudah simpul terlepas dan gaun bagian depan dengan sendirinya lepas dan jatuh ke bawah. Buah dada yang sebelumnya tertutup gaun, sekarang terlihat jelas keduanya dan puting yang sudah mengeras dari tadi jelas terlihat. Sedikit membungkuk, bibirnya menuju buah dada saya yang kanan dan mengecup putingnya. “Ah.. ah..” saya benar-benar terangsang. Tangan kirinya kembali meremas pantat saya dan yang kanan menuju buah dada yang kiri dan meremas dengan lembutnya.
Dia memainkan puting kiri dengan bibirnya, menghisap, mengecup, mengkulum dan terkadang menggigit dengan ringan. Saya tak bisa menjelaskan nikmatnya dengan kata-kata. Lidahnya pun terkadang keluar untuk menjilat puting dan sekitarnya yang berwarna kemerah-mudaan. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya memainkan puting kiri saya dengan menjepitnya. Seperti tak ingin dihalangi apa-apa, tangan kanannya yang berada di pantat saya segera menarik ke bawah gaun saya yang sudah setengah terbuka itu, langsung saja seluruhnya jatuh ke lantai. Tinggal gartar dan stocking yang melekat pada badan saya. Saya berlutut di depannya dan memberi kesempatan untuk membuka dasi dan kemejanya. Sementara itu saya mulai membukakan celananya, dengan segeranya jatuh ke bawah, dan terus menurunkan celana dalamnya. Sekarang saya dapat melihat jelas penisnya. Saya mendekat dan dengan telapak kanan, kantong di bawah penis saya elus dengan halus, “Oh.. oh..” dia terangsang rupanya.

AGEN JUDI REKOMENDASI PLAYER

Ujung penisnya saya kecup beberapa kali dan dengan ujung lidah saya jilat belahan yang ada pada ujung penisnya. Memang benar, cairannya mulai keluar sedikit dari ujung penis, terasa asin. Pinggulnya saya pegang dengan kedua tangannya agar lebih mantap melakukan oral. Kepala penisnya saya masukkan ke mulut dan berkali-kali saya kulum dan dihisap. Setiap kali saya hisap dia merintih. Sudah dari tadi dia melepaskan kemejanya, dan sudah tak ada satu kain pun yang melekat di badannya.
Setelah puas memainkan kepala penisnya di dalam mulut, saya mulai lebih memasukkan penisnya ke dalam mulut saya perlahan-lahan sampai ke pangkal penis, masuk semua ke dalam mulut saya. Saya berhenti sejenak untuk menikmatinya dan sementara itu kedua tangannya membelai-belai rambut saya.Saya mulai menggerakan mulut saya dengan mengeluarkan dan memasukan penisnya dari mulut saya dan sekali-kali saya hisap ujungnya. Seakan sedang makan es mambo dengan nikmatnya, terus saya gerakkan berirama. “Aah.. ah.. nikmat sekali, ah..” dia merintih.
Sekali-kali saya melirik ke atas melihat wajahnya yang sudah hanyut kenikmatan, saya pun sudah terangsang dan benar-benar lupa segalanya. Sepertinya sudah lama dia tak melakukan seks, tapi saya tahu dia pengalaman. Cukup lama saya melakukan oral, dan dia bertahan rupanya, tapi tak lama kemudian kakinya mulai gemetar, tak kuat berdiri lagi rupanya. Dia menarik saya untuk berdiri, dan setelah itu dia mendorong saya sedikit ke belakang dan mendudukkan saya di tepi tempat tidur.
Sekarang dia gantian berlutut, saya sudah tahu apa yang akan dia lakukan, tanpa diminta saya membuka kaki lebar-lebar sehingga selangkangan saya terlihat jelas. Kepalanya mulai mendekati selangkangan saya dan terus memendamkan kepalanya tepat di daerah bibir bawah, lidahnya berusaha membuka belahan saya dan terus menjilat kacang saya berkali-kali, “Ah.. ah.. ah!” saya merintih agak keras. Dengan bibirnya, dia mengecup dan mengulum kacang saya beberapa saat. Dari situ dia mula menjilat mulut vagina saya dan mengecupnya.
Dia menghisap cairan yang sudah dari tadi membasahi vagina saya dan menelannya seakan meminum air, cairan dari dalam vagina semakin banyak keluar, tanda sudah siap untuk tahap selanjutnya. Lidahnya menjulur memasuki mulut vagina dan terus ke dalam, “Ah.. ah..” saya merintih tak tahan dan meremas-remas kepalanya. Seakan ada suatu makhluk hidup yang masuk ke dalam vagina dan bergerak-gerak. Dia memang sedang memainkan lidahnya di dalam vagina saya. Saya tak kuat lagi bertahan untuk duduk, akhirnya saya merebahkan diri, sementara itu dia masih terus memainkan vagina saya dengan lidahnya, saya merintih berkali-kali.
Akhirnya kepalanya menjauh dari selangkangan, berdiri dan naik ke tempat tidur untuk bergerak lebih jauh lagi. Kami sudah berada di atas tempat tidur, dia mulai menghampiri saya yang sudah telentang dari tadi. Dia mengambil posisi di atas saya dan dengan halusnya mengecup dan kami saling bercumbu, mengkulum lidah saya di dalam mulutnya, saling bertukar air liur seakan menikmati suatu masakan. Bibirnya bergerak ke leher dan terus mengecup, saya merintih tak henti-hentinya dan dia menikmati rintihan saya. Bibirnya terus mengecup ke bawah sampai ke pangkal belahan buah dada saya, dan kedua tangannya terus meremas dan memainkan buah dada saya, sesekali menjilat puting. Sementara sedang menciumi kedua buah dada saya, salah satu tangannya menyelinap ke bawah bantal dan seperti mengambil sesuatu.
Saya tak begitu sadar saking nikmatnya suasana. Bibirnya kembali bergeser ke atas dan menciumi belakang daun kuping saya. Sementara itu salah satu tangannya yang sedang menggenggam sesuatu dia turunkan ke bawah, tak lama kemudian saya ada kesempatan melihat ke bawah badan saya. Dia sedang menyobek plastik kecil, dia sedang membuka kondom, dan sedang menyiapkan diri untuk dipakai. Tangannya yang memegang kondom saya tangkap dengan tangan saya. Bibir saya segera menuju daun kupingnya dan saya kecup beberapa kali dan kemudian sambil sedikit merintih berbisik kedia, “Tak usah pakai itu, tak apa-apa masukkan saja, ah.. ah..” Dia membatalkan untuk memakai kondom.

SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA

Penisnya sudah berada di ujung vagina, dan mulai memasukkan kepala penisnya, dan saya merintih keras. Kepala penisnya digerak-gerakkan, membuat saya kehilangan kontrol. “Masukan semua, ah”, saya meminta. “Keluarkan di dalam saja”, sekali lagi saya meminta. Saya ingin dia menyelesaikan klimaksnya di dalam, ingin merasakan cairan panas kental itu masuk ke dalam tubuh. Seperti sudah mendapat izin, dia terus menekan penisnya mendorong ke dalam vagina. Saya merasakan penisnya yang besar itu terus masuk lebih dalam. Dia masukkan semua sepertinya, saya merasa ujung penisnya mencapai bagian paling dalam vagina saya.
Tentu saya merintih-rintih tanpa henti dan memeluk badannya untuk bertahan. Dia mulai menggerakkan pingulnya dan terasa penisnya bergerak keluar masuk vagina saya. Suara seperti orang jalan di tempat becek, terdengar bunyi dari gesekan penisnya dengan ujung vagina yang banjir. Sambil bercumbu, gerakkannya semakin cepat. Pinggul saya pun ikut menyesuaikan gerakannya. Terus menerus saya merintih. Sesekali dia menjilat dan menghisap puting saya yang berdiri menantang dan keras itu. Mendadak dia memeluk badan saya agak kuat, dan kami merubah posisi dengan memutar badan kami. Dia telentang dan saya berada di atasnya.
Cerita Seks Ngentot Mitra Bisnis – Seperti menunggang kuda, saya duduk di atasnya dan penisnya tetap berada di dalam saya. Sekarang saya yang mulai menggerakkan pinggul, dia kelihatan menikmatinya, terlihat dari wajahnya. Sementara pinggul saya bergerak semakin cepat. Saya pun merintih karena nikmatnya. Saya paling senang posisi begini. Terasa penisnya masuk lebih dalam dan memang saya merasakan ujung penisnya berada di bagian paling dalam vagina. Sesekali saya jepit penisnya yang sedang berada di dalam. Beberapa menit kemudian dia merintih agak keras, “Aah.. saya tak tahan, ah.” Saya pun sudah mendekat klimaks, “Keluarkan di dalam, ah cepat sekarang!” Cairan panas terasa keluar di dalam saya, dan saya pun sampai puncaknya.Kami benar-benar menikmatinya sampai akhir.
Saya mulai merebahkan diri ke badannya, detak jantung kami terasa masih kencang, dan penisnya masih di dalam saya. Dia mencium bibir saya yang masih bernafas dengan kencang, saya pun menjawabnya dengan mengecup bibirnya.
Pukul empat pagi saya terbangun, saya masih bersama Pak Hans di tempat tidur tanpa sehelai baju. Dia masih tidur dengan lelapnya, saya berdiri dan menuju kamar mandi dan mandi. Saya juga membersihkan bagian dalam saya, terasa air maninya sedikit masih tersisa di dalam.
Lokasi Khusus Dewasa 18+ - Hallo sobat, ketemu lagi di Lokasi Khusus Dewasa 18+ yang ingin membagi cerita nyata yang di alamai oleh teman teman kita yang ingin berbagi pengalaman menariknya. Kali ini di alami oleh seorang Seketaris di daerah Jakarta yang bernama Karista.ingin menceritakan kisahnya saat Melakukan hubungan intim dengan Bosnya. Pasti penasarankan. Ayo sama sama kita baca artikel di bawah ini yang berjudul "Ngewek Dengan Seketarisku Yang  Seksi Dan Bergairah".


Saya sebagai salah satu direktur dari perusahaan suami, saya harus hadir dan seharusnya suami pun yang menjabat sebagai Direktur Utama harus hadir, tapi karena suami baru pulang dari dinas di luar negeri selama sebulan untuk mengadakan negosiasi dengan mitra bisinisnya yang di luar negeri dan masih terlalu capai katanya dan memang kontrak akan ditandatangani oleh saya saja. Ternyata dia sudah bangun sementara saya sedang mandi tadi, dan sekarang masih di tempat tidur sambil memainkan remote control TV untuk melihat berita hari ini.
Seperti biasanya, di depan meja rias saya mulai berias. Saya melepas handuk yang melilit di badan saya dan mulai memberi body lotion ke seluruh badan. Mulai dari kaki dan terus ke paha dan sampai selangkangan, terus ke atas. Di bagian dada sedikit agak lama memberikan lotion-nya terutama di bagian payudara saya yang berukuran 36B ini. Sedikit saya tekan dengan kedua tangan saya. Saya sedikit merasa suatu kenikmatan dan memang terlihat dengan mulai mengerasnya puting saya. Mungkin memang sedang masa subur dan lagi sudah lama saya tak berhubungan dengan suami karena di tinggal dinas.

Dari kaca saya mengintip, sepertinya suami sedang memperhatikan saya berias. Suami memberi oleh-oleh untuk saya tadi malam begitu sampai. BH buatan salah satu product dari Inggris yang lucu dan seksi. BH yang hanya menyanggah payudara dari bawah ini hampir tak memiliki cup atau lebih dikenal dengan sebutan quarter bra, sudah jelas puting saya tak tertutup oleh BH-nya tapi tetap menjaga bentuk payudara.
Saya mulai memakai stocking terlebih dahulu, yang hanya menutupi kaki saya sampai ke pangkal paha, dan terus dilanjutkan dengan melilitkan garter ke pinggang saya dan tak lupa menjepit stocking saya ke tali garter. Karena suami sudah bangun saya memanggilnya, “Mas tolong dong ke sini ikatkan tali BH ini.” Suami yang tidur dengan mengenakan T-shirt dan celana dalamnya saja bangun dari tempat tidur dan menuju ke meja rias untuk membantu saya.”Mas bagus ini BH-nya, nikmat dipakai sepertinya, seksi lagi.” Sambil tersenyum dia membantu memasangkannya dari belakang. Sambil tetap menghadap kaca saya menanyakannya, “Pinter juga milihnya Mas, gimana pas tak kelihatannya.
” Dari belakang saya, suami mengulurkan tangannya dan memegang bagian depan BH yang dia berikan itu. Sambil memeriksa bagian depan BH, dengan nakalnya tangannya menyentuh dan menekan payudara saya yang tak tertutup oleh BH ini. Saya sedikit mendesah, “Ah, Mas nakal nih tangannya”, sambil tetap meremas kedua payudara saya dia menjawab, “Kenapa memangnya tangan saya?” dia mulai menjepit ke dua puting saya dengan jari telunjuk dan jari manisnya, sambil sedikit menariknya dengan perlahan. “Enak ya rasanya, sudah lama kan tak saya pijit.” “Ah Mas menggoda saja orang mau kerja”. Kedua putingnya dengan cepat mengeras, terasa sakit bercampur nikmat. “Ah.. ah.. nikmat sekali rasanya”.
saya segera ingin berbalik menghadap dia rasanya, tapi dia menahannya, tangan kanan saya mulai melilitkan ke tengkuknya dari depan dan mengelus rambutnya yang berombak. Sementara itu tangannya tetap meremas payudara saya. Oh begitu nikmatnya, saya betul-betul terangsang. Sementara itu tangan kanannya mulai bergerak menuju bawah dengan perlahan dan sampai ke bawah puser. Saya belum mengenakan celana dalam. Dia mulai mengelus rambut bawah saya yang tak banyak ini.”Aduh kamu sudah banjir sepertinya..” memang saya merasa bagian bawah saya sudah mulai lembab, dan dia terus mengelus dengan lembutnya.Mendadak saya merintih agak keras “Ah.. ah..!”.
ketika dia memainkan bibir bawah saya, tak kuat lagi saya berdiri tegak, dengan sedikit membungkuk, kedua tangan saya memegang pinggir meja rias untuk bertahan. Tangan kanannya bergerak lebih jauh lagi. Saya merasakan cairan kental dan licin keluar membasahi bibir bawah. Seperti terpeleset, jari tengah tangan kanannya memasuki tubuh saya dan menggerak gerakannya di dalam vagina saya, “Ah.. ah.. aduh Mas.. ah.. saya tak tahan.. nikmat sekali..”, Saya sudah tak sabar lagi, tangan kiri saya menuju belakang dan memegang pinggulnya dan menariknya supaya lebih mendekat dengan saya, dan segera menyelinap ke dalam celana dalamnya, saya mulai memegang penisnya yang sudah membesar dan keras itu, dan dengan berirama saya gerakkan.
“Ah.. ah..” dia mulai merintih kecil. Sementara itu dia menambah jari telunjuknya untuk dimasukkan ke milik saya, “Gimana.. nikmat.. rasanya”, katanya. “Ah.. Mas nikmat sekali.. terus gerakkan Mas.. jangan berhenti.. satu lagi Mas.. ah..!” saya minta jari manisnya juga. Saya mulai menarik celana dalamnya ke bawah, dan dengan bantuan tangan kirinya celananya pun jatuh ke bawah. Saya membungkuk lebih dalam lagi dan dia mulai merapatkan pinggulnya ke pantat saya, dan saya merasakan penisnya yang hangat itu menempel di bibir bawah saya.
Jari tangan kanannya yang sudah basah dia keluarkan dari dalam saya dan kembali meremas-remas payudara kanan saya sambil memainkan puting saya. Semetara itu tangan kirinya memegang pinggul saya untuk lebih mantap. Pinggulnya mulai dia gerakkan berirama. Saya hanya bisa lihat dia dari kaca saja. Sesekali ujung penisnya menyentuh mulut vagina saya, seakan mau memasukinya, dia sengaja tak memasukkannya dulu. Membuat saya gregetan untuk bertahan, saya sudah terangsang sekali.

SOLUSI AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA

“Ayo Mas.. saya sudah tak tahan lagi.. ah.. ah..!” saya memintanya. “Mau apa kamu.. bilang dong”, dengan nada menggoda. Saya pegang ujung penisnya yang sedang menempel di mulut vagina, “Ini, mau ini cepat.. ah.. ah.. jangan buat penasaran, ah..!” dan lebih membungkuk lagi saya, posisi saya sudah siap untuk dimasukinya. Pelahan-lahan dia mulai memasukinya, dan saya merasakannya, sebuah benda yang hangat mulai masuk ke dalam saya, “Ah.. ah.. ayo terus Mas.. saya mau semuanya.. ah.” Dia hanya memasukkan setengah saja, membuat saya tambah penasaran, pinggulnya mulai bergerak ke depan dan ke belakang dengan berirama.
“Ah.. terus.. terus Mas.. saya mau semuanya.. ah.. sampai mentok Mas.. ah.” “Aah emm nikmat tak, mau semuanya ya..” dia bertanya, belum sampai saya jawab dia mulai mendorong penisnya jauh lebih ke dalam lagi, dan saya pun merintih dan merasakan sesuatu yang nikmat sekali. Pinggulnya terus bergerak berirama, dan mulai menambah cepat iramanya, tentu saja membuat saya tenggelam kenikmatan.
Tiba-tiba dia melepaskan penisnya dari dalam saya, dan menegakkan saya sambil memutarkan tubuh saya sehingga berhadapan dengan dia. Pinggang saya dia pegang dengan kedua tangannya dan mengangkat badan saya dan dia dudukan di meja rias, kemudian dia membentangkan kedua kaki saya. Dia kemudian mulai merapat dan memasukkan kembali penisnya ke dalam saya, “Ah.. ah..” saya pun merintih lebih keras karena nikmatnya. Dan dia mulai menggerakkan pinggulnya lagi. Kedua tangannya meremas-remas payudara saya dan juga memainkan puting saya dengan menjepit dengan jari telunjuk dan tengahnya.
Dia mulai mencium saya, dan saya langsung menyambutnya dengan membuka mulut saya sedikit, dan lidah dia mulai memasuki mulut saya dan saya sambut dengan lidah saya. Kedua lidah saling bercengkrama dan membuat lebih nikmat. Irama gerakan pinggulnya semangkin cepat, dan saya tahu dia mulai mendekati klimas. “Tunggu Mas, saya mau sama-sama Mas, ah..!” saya ingin mencapai klimaks bersama-sama, dan saya lebih konsentrasi lagi sambil menjepit penisnya. “Ah.. Mas ayo Mas.. saya sudah mau keluar Mas.. ah.. sama-sama.. Mas!” Dan seperti pistol meledak, dari penisnya keluar cairan panas yang terasa begitu panas dan kencang dalam tubuh saya, dan saya pun beberapa detik kemudian mencapai klimaks.


AGEN POKER PILIHAN TERBAIK

Irama gerakan pinggulnya mulai menurun perlahan-lahan, dan saya memeluk kepalanya dan saya ciumi kuping kirinya sambil berbisik “Ah.. nikmat sekali Mas, sudah lama kita tak begini”, dan pinggulnya sudah berhenti bergerak, tapi penisnya masih tetap di dalam saya, dan dia mengecup bibir saya dengan mesranya. “Aah..” dia merintih sedikit karena penisnya yang masih di dalam saya jepit. Dia mulai mengeluarkan penisnya dari dalam saya, dan saya masih dalam posisi duduk di meja rias, saya merasakan cairan kental putih keluar dari dalam saya membasahi meja rias. “Mitra kita akan tertarik dengan kecantikan kamu nanti”, katanya dengan penuh arti.
Di luar mobil sudah menunggu saya, saya keluar dari rumah dan pamit.Saya memakai onepice merah panjang, potongan di dada sedikit rendah sehingga kelihatan sedikit belahan dada saya dan sedikit menonjol kedua puting saya dari balik gaun merah ini, BH saya hanya menyangga buah dada saya dan puting saya tak tertutup oleh BH sehingga sepintas seperti tak memakainya. Supir saya membukakan pintu belakang dan saya masuk, sebelum pintu ditutup saya menarik bagian rok saya yang masih sedikit menempel di bagian pintu karena kancing bagian rok saya yang ada di depan sengaja saya buka sampai pertengahan paha, supaya lebih mudah bergerak dan sedikit terlihat seksi dengan belahan di depan. Supir sepertinya sedikit melirik ke paha saya ketika itu, tapi seperti sudah biasa dia terus menutup pintu.”Jon tolong mampir ke Hotel Hyatt dulu untuk jemput tamu, dan baru kita ke kantor.”
Di lobby hotel tamu saya sudah menunggu, dia bersama wakilnya. “Wah maaf Pak Hans agak telat sedikit, tadi jalanan sedikit macet.” Saya berbohong, padahal jalan tak macet, tentu saya tak bisa bilang bahwa saya telat karena menikmati seks di pagi hari. Bapak Hans ini sepertinya masih muda dan tampan, badannya tegap dan tinggi. Masih muda sudah menjadi president suatu perusahaan yang lumayan besar. Di mobil saya duduk di sebelah kanan, kemudian Pak Hans di tengah dan wakilnya di kanan.
Sambil sedikit memiringkan badan masing-masing kami berbincang-bincang tentang kota Jakarta. Sambil berbincang-bincang, sesekali-kali dia mencuri pemandangan dengan melirik ke bagian dada saya yang belahan bajunya sedikit rendah ini. Saya tahu itu, tapi saya berpura-pura seperti tak sadar dan juga saya tahu bahwa yang dia lihat adalah bagian yang menonjol dari balik baju saya di sekitar buah dada saya.”Pak Hans sudah umur berapa putranya?” saya sengaja menanyakanya untuk memastikan sudah berkeluarga atau belum. Dia tersenyum dan, “Saya belum berkeluarga bu”, sambil tersenyum. “Kalau begitu bisa lebih santai dulu dong di Jakarta setelah kerjaan selesai”, dengan nada memancing saya bertanya. Tak lama kemudian kami sudah sampai di kantor.
Mobil berhenti dan supir membukakan pintu sebelah kiri. Wakil Pak Hans turun dahulu dan kemudian dia, sambil bergeser saya juga menunggu untuk keluar, dan ketika saya memutarkan badan untuk mengambil tas saya yang ada di belakang kursi, belahan rok saya terbuka sampai pangkal belahan, tapi saya tak sempat membenarkannya dan langsung ke luar. Di depan pintu Pak Hans sudah menunggu saya untuk turun, dan dia pasti telah melihat pangkal paha saya dan bahkan mungkin telah lihat celana dalam saya yang hitam dan agak transparant itu. Pintu lift di loby terbuka dan saya persilakan Tamu saya masuk dahulu dan kemudian saya. Kantor saya ada di tingkat 22, di dalam lift tak terlalu penuh, tapi di tingkat 5 banyak yang masuk sehingga kami mundur ke belakang.
Karena penuhnya, saya terdorong sampai menyentuh Pak Hans, “Maaf Pak Hans”, saya minta maaf kepadanya. Dalam lift saya merasakan tangan Pak Hans yang menempel ke pantat saya, merasa tak sopan, dia menggeser tangannya agar tak menyentuh, tapi rupanya justru membuat posisinya semakin tak enak. Bagian depannya langsung menempel ke bagian belakang saya. Saya merasa ada sesuatu yang keras menyentuh bagian belakang saya, penisnya mengeras rupanya. Belum sampai lebih jauh merasakannya lift terbuka dan kami harus keluar. Ruang rapat sudah siap dan saya persilakan masuk, dan beberapa menit kemudian rapat dimulai.
Ada dua hal kontrak yang kami bicarakan dan pada awal rencana kami akan menanda tangani kedua kontrak kerja, tapi setelah satu jam rapat berjalan ada satu hal yang harus di konfirmasikan dan Pak Hans minta ditunda sehari, akhirnya kami menandatangani satu kontrak kerja saja.Untuk menjamu tamu, saya membuat appoitment untuk dinner malam ini di hotel Pak Hans jam 19.00 malam. Pak Hans dengan diantar oleh mobil saya kembali ke hotel. Sore jam 15.00 saya bersiap-siap untuk pulang ke rumah karena nanti malam ada dinner dengan Pak Hans.
Cerita Seks Ngentot Mitra Bisnis – Ketika sampai di rumah ternyata ada pesan dari suami bahwa dia harus keluar kota dan baru kembali besok pagi. Saya langsung menuju meja rias dan membuka baju untuk mandi. Setelah buka baju, saya duduk dahulu di kursi meja rias sambil membuka BH saya, dan sedikit istirahat dulu. Saya merasakan kelembaban di celana dalam saya, dan merabanya dari atas celana, ternyata basah, naluri seks saya sedang tinggi. Dari selangkangan kaki, celana dalam saya geser sehingga tangan saya dapat menyentuh bibir bawah yang sudah basah ini, dengan halus saya mengelus-ngelusnya sambil membayangkan tadi pagi, tapi tiba-tiba imajinasi saya berubah seakan-akan Pak Hans yang muda dan ganteng itu sedang mencium dan menjilat vagina saya.
Cairan yang hangat dan licin semangkin membasahi, dengan tak sadar jari telunjuk saya sudah masuk ke dalam vagina dan terus saya gerakkan keluar masuk dari vagina saya, “Ah.. ah.. ah..” saya mulai merintih dengan nikmatnya. Seperti kurang puas dengan jari, saya membuka laci meja rias dan mengeluarkan mainan saya. Mainan ini berbentuk penis ukuran orang Eropa dan bisa bergerak-gerak dengan memakai baterai.

AGEN POKER TANPA TIPU

Mula-mula ujungnya saya tempel di ujung mulut vagina saya, “Ah.. ah!” denyut jantung mulai cepat dan saya mulai memasukkannya perlahan-lahan sambil berimajinasi yang masuk itu penis Pak Hans. Saya masukkan sampai habis, bukan main rasanya, seperti benar-benar melakukan seks, mainan ini bergerak terus di dalam badan saya. Saya mulai menggerakkan mainan perlahan dengan mengeluar-masukan ke vagina dengan berirama, seperti orang laki-laki sedang memasukan punyanya ke vagina wanita.
“Ah.. ah.. ah ah ah..” irama gerakkan mulai cepat dan cepat, saya pun mulai tak sadarkan diri, sementara tangan kanan menggerakkan mainan, tangan kiri saya mulai meremas payudara kanan saya dan sambil memainkan puting yang sudah dari tadi mengeras. Selama lima menit, terus saya mainkan mainan ini dan irama tangan pun semangkin cepat, dan saya sudah mendekati kelimax. “Ah.. ah.. keluar.. ah.. ah”, tanpa saya atur pinggul saya bergerak menyentak dan mainan yang di dalam saya jepit.
Cairan kental bening keluar banyak dari celah vagina yang masih dimasuki oleh mainan ini. Kepala dan tangan, saya rebahkan di meja rias, sementara mainan penis ini masih bergerak di dalam vagina saya. Kurang lebih tiga menit kemudian saya mulai menarik mainan yang masih bergerak dalam vagina saya, mainan sudah jelas basah dan licin oleh cairan saya. Mainan saya bersihkan dengan tissue dan saya simpan kembali di laci, dan saya baru melepas celana dalam yang sudah basah ini dan melepas gartar, kedua stocking saya, dan menuju kamar mandi.
Saya pilih gaun biru gelap untuk dinner malam ini. Setelah memakai minyak wangi ke seluruh badan, saya mulai mengenakan stocking hitam dari kaki kiri dan terus saya tarik sampai setengah paha dan diteruskan dengan yang kanan. Saya lebih senang stocking model seperti ini dari pada panty socking, lebih praktis apabila ingin ke kamar kecil. Gartar pun saya pilih yang hitam, dan saya jepit tali gartar ke ujung stocking yang ada di pertengahan paha. Saya pilih celana dalam hitam yang berbentuk sangat minim yang hanya pas-pasan menutupi bagian depannya, sedangkan bagian belakang hampir seperti tak memakai celana dalam, hanya berupa garis yang menutupi belahan bagian belakang, sehingga dari luar baju tak akan terlihat garis celana dalam.
Gaun malam saya bagian bawahnya panjang sampai ke mata kaki dengan dua belahan di samping sampai dua puluh centimeter dari atas lutut. Bagian punggung terbuka, dan bagian depan gaun dari dada terus ke atas dan bersimpul di kuduk kepala, tentu tak berlengan dan belahan dadanya sampai setinggi bawah payudara, gaun hanya pas menutupi bagian payudara saja. Gaun seperti ini tak bisa memakai BH yang umumnya, biasanya hanya berupa cup saja. Tapi saya kurang nikmat memakai BH yang hanya cup saja. Malam ini payudara saya langsung ditutup oleh gaun saja, tak memakai BH. Setelah merapihkan gaun dengan melihat dari kaca setinggi badan kemudian saya memilih sepatu untuk malam ini. Saya pilih warna hitam bludru dan dengan hak yang tinggi. Supaya tak kelihatan sepi bagian atasnya, saya pakai anting berbentuk bulat seperti gelang yang tipis dan bross bentuk daun di dada kiri. Lipstik saya pilih warna merah rose dan ditambah dengan lips gloss agar lebih kelihatan mengkilat dan tak kering. Jam sudah menunjukkan pukul 18:00, saya harus berangkat sekarang.
Malam ini saya bawa mobil sendiri, supir sudah saya suruh pulang karena besok pagi dia harus jemput suami pulang. Mobil sudah disiapkan dari dalam garasi, mobil ini hadiah dari suami yang bisa di hitung oleh jari di Jakarta ini. Mobil sport warna merah buatan Italy, jarang saya pakai kalau siang karena mencolok. Jalanan tak terlalu padat, dan sekitar setengah jam sudah sampai di hotel. Dari lobi hotel saya menelepon ke kamar Pak Hans, “Pak Hans saya tunggu di lobi ya.” Pak Hans minta waktu sebentar untuk turun, kira-kira sepuluh menit kemudian dia turun dan menemui saya. “Wah maaf Bu menunggu agak lama”, sambil memandang saya dengan mata seorang laki-laki muda yang penuh arti.
“Maaf Pak Hans, bapak tak bisa hadir malam ini karena dia ada urusan penting ke luar kota, salam saja darinya semoga bisnis kita bisa jalan dengan lancar”. “Oh tak apa, tapi kasihan juga ya ibu sering di tinggal suami, apa tak kesepian?” Saya balas dengan senyuman. Kami pilih restoran Jepang Teppanyaki. Dengan kursi yang mengelilingi meja penggorengan yang lebar, kami duduk di bagian tengah, dan memang hanya kami berdua di situ karena sudah di-reserve.
Tak lama koki yang akan meladeni kita datang dan kami memilih menunya. Sementara kami menunggu makanan sampai jadi dan melihat atraksi si koki yang sangat khas ini, kami berbincang-bincang, dari cerita ringan sampai mulai cerita soal bisnis. Tak lama kemudian masakan siap dan kita mulai makan sambil meneruskan perbincangan kami. “Wah saya kurang mahir memakai sumpit”, dan memang Pak Hans kelihatannya kurang mahir untuk mengambil makanannya. “Cara memegangnya begini pak, jadinya tak jatuh dan tak capai tangannya”, sambil membetulkan jarinya memegang sumpit.
Sepertinya agak lumayan sekarang tapi dia senang rupanya sekarang, tapi di bagian akhir dia berusaha mau mengambil udang yang sudah matang itu, dan berkali-kali jatuh karena licin. Karena kasihan, saya bantu ambilkan dengan sumpit saya dan suapkan ke mulutnya, mukanya sedikit merah karena malu sepertinya, saya tersenyum. Setelah selesai makan, Pak Hans saya ajak ke pub yang ada di hotel ini, “Bagaimana kalau kita pindah tempat ke pub di atas untuk berbincang-bincang.” “Boleh bu”, dia menurut saja.
Hari ini sepertinya agak ramai, dan banyak tamu orang barat, sehingga kami tak dapat meja, terpaksa kami duduk di bar-nya. “Ibu mau minum apa?” sambil menunjukkan menu ke saya. “Terserah Pak Hans deh, kan anda lebih tahu yang nikmat”, dan akhirnya dia pesan cocktail dengan campuran dasar gin. Agak keras, tapi nikmat rasanya. Sementara kami berbincang-bincang, suasana semangkin ramai, musik berirama cepat terus mengalir dan yang turun untuk berdansa di dance floor semakin ramai, begitu asyiknya berbincang-bincang saya tak ingat sudah berapa gelas saya tambah minum, yang jelas lumayan banyak, soalnya mulai terasa alkohol naik ke kepala.
Mendadak musik berhenti dan disusul dengan alunan musik yang slow, yang berdansa pun sedikit berkurang, pembicaraan kami pun terputus sejenak.”Pak Hans mau turun?” sebelum dia sempat menjawab, saya sudah tarik tangannya. Awalnya kami berdansa dengan sedikit mengambil jarak, tangan kanan saya memegang tangan kirinya, dan tangan kiri saya melilitkan ke pinggang dia, begitu juga dia. Sambil iringan musik yang slow terus mengumandang, kami meneruskan pembicaraan. Ketika kami mulai berhenti berbicara, saya mencoba mendekatkan badan ke dia, dan rupanya dia menyesuaikan diri juga. Dengan perlahan tangan kanan saya lepaskan dari tangannya begitu juga tangan kiri saya lepas dari pinggangnya dan melingkarkan kedua tangan saya ke belakang pinggangnya, dan dia pun mengikutinya, tapi dia melingkarkan tangannya agak ke atas, sehingga terasa sentuhan tangannya yang hangat itu ke bagian punggung saya yang terbuka itu.
Suasana semangkin romantis, dan kami makin merapat.Saya merasakan denyut jantungnya yang semakin cepat, saya pun sama, apalagi payudara saya yang tanpa BH itu menempel dengan rapatnya ke dadanya, puting saya terasa mengeras yang hanya ditutupi sehelai kain sutra yang tipis, dia pun pasti merasakannya. Dia pun bereaksi, terutama ketika saya menekankan bagian bawah saya ke dia, penisnya mengeras dan terasa agak besar miliknya. Kepala saya rebahkan ke dadanya, dan kini sementara tangan kanannya tetap diam pada posisi semula, di punggung bawah sekitar pinggang, tangan kirinya mulai naik perlahan-lahan ke atas dan berhenti di pertengahan punggung, terus bergeser ke kanan hingga ujung salah satu jarinya menyentuh bagian payudara saya yang sedikit tak tertutup dari celah samping belakang gaun saya.
Saya sedikit mendesah sambil menutup mata, tapi sepertinya dia tak dengar. Sampai beberapa saat terus kami dalam posisi begini, dan tak ada satu kata pun yang keluar dari kami. Musik berhenti, rupanya waktu istirahat untuk pemain band, dan kami pun kembali ke bar tempat semula kami duduk. Waktu telah menunjukkan pukul 22.00. Saya kembali berbicara mengenai bisinis, “Saya rasa tak ada yang kurang lagi dengan kontrak kerja kita yang kedua itu dan percayalah sama saya”, dengan nada meyakini nya. “Coba kita lihat lagi sama-sama kontraknya, mungkin ada yang saya bisa bantu lebih jelas”, sekali lagi saya meyakinkannya. “Kalau begitu saya ambil dulu surat kontraknya dan kita ketemu di loby”, ucapnya. “Kalau Pak Hans tak keberatan kita langsung saja ke kamar bapak dan kita bahas disana.” “Boleh, kalau ibu mau silakan.”

AGEN POKER SORTIRAN 

Selama perjalanan kami tak ada pembicaraan. Kamar dibuka dan kami masuk, di dalam keadaannya rapih dan luas dan memang ini sweet room. Dia menuju tempat tidur dan duduk di tepi tempat tidur sambil mengambil tas kerjanya untuk mengambil dokumen, sementara itu saya mengikutinya dari belakang, dan menyalakan radio yang ada di dekat tempat tidurnya, alunan musik yang lembut memenuhi ruangan, dan saya kemudian duduk di sampingnya. Karena tempat tidur agak rendah posisinya, belahan samping baju saya terbuka lebar, tapi saya biarkan saja. Sambil membuka buka dokumen, sebentar-sebentar dia mencuri pemandangan paha saya yang kelihatan dari belahan gaun. Saya berusaha menerangkan satu persatu pasal-pasal yang dia anggap ragu, tapi sepertinya dia sudah tak terlalu konsentrasi lagi. Tak lama setelah saya menjelaskan semuanya tiba-tiba dia mengambil ballpoint dari tasnya dan, “Saya tandatangan malam ini saja deh”, sambil tersenyum. “Pokoknya saya percaya deh dengan perusahaan ibu”, dan dia pun menandatanganinya. Saya balas dengan berjabat tangan. “Ibu mau minum apa? wah hanya ada beer dan wisky saja tapi..” dengan nada kecewa. “Kalau begitu saya minta scotch saja deh.” Dia mengangguk dan menyiapkan dua gelas dan mengeluarkan es dari kulkas.
Cerita Seks Ngentot Mitra Bisnis – Sementara itu saya minta izin mau ke kamar kecil. Di dalam kamar kecil yang jadi satu dengan kamar mandi dan dengan kaca yang besar saya merapihkan baju dan merapihkan rambut dan menambah lipstik lagi yang mulai pudar. Ketika selesai saya merasa tak enak di celana dalam saya, dan ketika saya mau membenarkan, bagian depannya saya pegang, ternyata basah. Mungkin tadi waktu kami dansa dan saya terangsang sampai basah. Saya bingung, bagaimana ya, dipakai terus tak enak rasanya. Akhirnya saya putuskan untuk melepaskannya dan saya masukkan ke dalam tas kecil saya.
Begitu saya keluar, Pak Hans baru selesai membuatkan scotch untuk berdua. Saya ambil gelas yang satu dari tangan dia dan terus berjalan menuju jendela sambil melihat pemandangan di luar, sudah pukul 0:30, jalanan sudah tak banyak mobil, sementara itu dia duduk di ujung tempat tidur sambil memandang saya dari belakang. Saya baru sadar di depan saya ada lampu dinding yang agak terang, rupanya dia lihat bayangan badan saya yang samar-samar kelihatan dari balik gaun. Tapi saya diam saja tanpa reaksi terus memperhatikan jendela. Tak lama dia melepas jasnya dan berdiri menghampiri saya, tapi di tengah-tengah dia berhenti dan dengan suara agak ragu dia bertanya kepada saya.
“Maukah ibu dansa lagi dengan saya di sini?” “Emm, nikmat juga ya mungkin, lagunya juga nikmat dan tenang lagi, ya boleh”, saya membalasnya sambil mendekatinya. Minuman saya letakkan dan langsung kami berdansa. Kali ini kami langsung merapat dan saling merangkul pinggang pasangan masing-masing. Semakin lama suasana semankin romantis, kepala saya sudah merebahkan ke dadanya, dan bagian bawah mulai saya tekan ke dia, reaksi sudah kelihatan, punyanya mengeras. Puting saya sudah dahulu mengeras dan sangat kencang terasa.
Seperti ingin lebih merasakannya, kedua tangannya mulai turun ke bawah dan memegang bagian pantat saya dan mendorongkannya ke badannya sehingga lebih terasa bentuk penisnya yang menekan bagian bawah saya. Tangannya mulai mengelus-ngelus pantat saya dari luar gaun saya sambil terkadang meremasnya, saya tak menunjukkan reaksi apa-apa, berarti ada lampu hijau dari saya, dia terus melakukannya berkali-kali, dan saya tetap diam sambil merasakan kenikmatan. Tak lama kemudian kedua tangannya bergeser ke bagian pangkal belahan gaun di pertengahan kedua paha saya, dan dengan cepatnya kedua tangannya menyelinap ke dalam belahan gaun dan mencoba memegang pantat saya dari dalam.
Dia mulai meraba-raba pantat saya seakan mencari sesuatu. Sepertinya dia mencari celana dalam saya, padahal saya sudah tak pakai lagi. Begitu dia sadar bahwa saya tak memakai celana dalam, wajahnya sedikit kaget, tapi hanya sejenak, bahkan dia lebih berani lagi dengan menggerakkan tangan kanannya ke bagian depan saya, mengelus rambut bawah dan jari telunjuk dan tengahnya turun lebih bawah lagi tepat di bagian belahan depan. Dengan kedua jarinya dia membuaka bibir bawah dan menjepit kacang saya. Dia tahu saya sudah banjir. Ketika dia sekali lagi memainkan bagian puting, mendadak kepala saya bangkit dari dadanya dan menghadap mukanya dengan jarak yang sangat dekat dan keluar suara rintihan saya sambil menutupkan mata, “aah..” Belum sempat saya menutup mulut, bibirnya langsung mendarat di bibir saya dan menciumnya. Saya sengaja membuka mulut saya agar dia lebih dalam mengecup saya.


AGEN DOMINO QQ TERUJI

Lidahnya mulai memasuki bibir dan terus masuk ke mulut, Saya pun bereaksi dengan mengulurkan lidah saya, lidah saya dan lidahnya saling menyaut dan menghisap. Sampai beberapa saat kami saling bercumbu. Seakan sudah diberi lampu hijau dari saya, dia bertambah agresif. Tangan kananya kembali melingkar ke belakang saya dan bersama tangan kirinya kembali meremas-remas pantat saya sambil terkadang mendorongnya ke depan sehingga menekan bagian depannya, sementara kami tetap saling bercumbu. Tangan yang sejak tadi melingkar di pinggang Pak Hans mulai saya lepas dan tangan kiri saya gerakkan menuju depan celananya, dan meraba-raba seperti mencari sesuatu.
Sampai juga yang saya cari, ritsluiting celananya saya tarik ke bawah perlahan-lahan, kemudian tangan saya segera menyelinap ke dalam celananya, dan terus menuju ke dalam celana dalamnya. Penisnya sudah tegap dari tadi, ukurannya cukup besar, segera saya genggam dan tangan saya gerakan ke atas dan ke bawah perlahan-lahan secara berirama. Seperti ada reaksi dari tangan saya, dia sedikit menggigit bibir saya, dia mulai terangsang rupanya, sementara tangan kiri saya tetap bergerak berirama menggenggam penisnya.
Tak lama kemudian dari ujung penisnya membasah, terasa dari jari telunjuk saya yang mengusap ujung penisnya, terasa licin dan lengket. Bibirnya mulai bergeser dari bibir saya menuju pipi dan terus ke daun kuping saya. Seperti mengemut permen, daun kuping sekitar anting kanan saya dikulumnya dengan lembut dan suara nafasnya yang memuncak sangat jelas terdengar di kuping saya. Tak lama kemudian bibirnya pindah mengecup leher sebelah samping di dekat kuduk saya dan terkadang mengecup sambil menyedotnya. “Aah.. ah..” saya berdesah lagi.
Ketika asyik mengecup leher saya, dia melihat simpul baju yang persis di kuduk saya, segera kedua tangannya yang berada di pantat saya naik ke atas menuju simpul itu dan dia mulai membukanya, dengan mudah simpul terlepas dan gaun bagian depan dengan sendirinya lepas dan jatuh ke bawah. Buah dada yang sebelumnya tertutup gaun, sekarang terlihat jelas keduanya dan puting yang sudah mengeras dari tadi jelas terlihat. Sedikit membungkuk, bibirnya menuju buah dada saya yang kanan dan mengecup putingnya. “Ah.. ah..” saya benar-benar terangsang. Tangan kirinya kembali meremas pantat saya dan yang kanan menuju buah dada yang kiri dan meremas dengan lembutnya.
Dia memainkan puting kiri dengan bibirnya, menghisap, mengecup, mengkulum dan terkadang menggigit dengan ringan. Saya tak bisa menjelaskan nikmatnya dengan kata-kata. Lidahnya pun terkadang keluar untuk menjilat puting dan sekitarnya yang berwarna kemerah-mudaan. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya memainkan puting kiri saya dengan menjepitnya. Seperti tak ingin dihalangi apa-apa, tangan kanannya yang berada di pantat saya segera menarik ke bawah gaun saya yang sudah setengah terbuka itu, langsung saja seluruhnya jatuh ke lantai. Tinggal gartar dan stocking yang melekat pada badan saya. Saya berlutut di depannya dan memberi kesempatan untuk membuka dasi dan kemejanya. Sementara itu saya mulai membukakan celananya, dengan segeranya jatuh ke bawah, dan terus menurunkan celana dalamnya. Sekarang saya dapat melihat jelas penisnya. Saya mendekat dan dengan telapak kanan, kantong di bawah penis saya elus dengan halus, “Oh.. oh..” dia terangsang rupanya.

AGEN JUDI REKOMENDASI PLAYER

Ujung penisnya saya kecup beberapa kali dan dengan ujung lidah saya jilat belahan yang ada pada ujung penisnya. Memang benar, cairannya mulai keluar sedikit dari ujung penis, terasa asin. Pinggulnya saya pegang dengan kedua tangannya agar lebih mantap melakukan oral. Kepala penisnya saya masukkan ke mulut dan berkali-kali saya kulum dan dihisap. Setiap kali saya hisap dia merintih. Sudah dari tadi dia melepaskan kemejanya, dan sudah tak ada satu kain pun yang melekat di badannya.
Setelah puas memainkan kepala penisnya di dalam mulut, saya mulai lebih memasukkan penisnya ke dalam mulut saya perlahan-lahan sampai ke pangkal penis, masuk semua ke dalam mulut saya. Saya berhenti sejenak untuk menikmatinya dan sementara itu kedua tangannya membelai-belai rambut saya.Saya mulai menggerakan mulut saya dengan mengeluarkan dan memasukan penisnya dari mulut saya dan sekali-kali saya hisap ujungnya. Seakan sedang makan es mambo dengan nikmatnya, terus saya gerakkan berirama. “Aah.. ah.. nikmat sekali, ah..” dia merintih.
Sekali-kali saya melirik ke atas melihat wajahnya yang sudah hanyut kenikmatan, saya pun sudah terangsang dan benar-benar lupa segalanya. Sepertinya sudah lama dia tak melakukan seks, tapi saya tahu dia pengalaman. Cukup lama saya melakukan oral, dan dia bertahan rupanya, tapi tak lama kemudian kakinya mulai gemetar, tak kuat berdiri lagi rupanya. Dia menarik saya untuk berdiri, dan setelah itu dia mendorong saya sedikit ke belakang dan mendudukkan saya di tepi tempat tidur.
Sekarang dia gantian berlutut, saya sudah tahu apa yang akan dia lakukan, tanpa diminta saya membuka kaki lebar-lebar sehingga selangkangan saya terlihat jelas. Kepalanya mulai mendekati selangkangan saya dan terus memendamkan kepalanya tepat di daerah bibir bawah, lidahnya berusaha membuka belahan saya dan terus menjilat kacang saya berkali-kali, “Ah.. ah.. ah!” saya merintih agak keras. Dengan bibirnya, dia mengecup dan mengulum kacang saya beberapa saat. Dari situ dia mula menjilat mulut vagina saya dan mengecupnya.
Dia menghisap cairan yang sudah dari tadi membasahi vagina saya dan menelannya seakan meminum air, cairan dari dalam vagina semakin banyak keluar, tanda sudah siap untuk tahap selanjutnya. Lidahnya menjulur memasuki mulut vagina dan terus ke dalam, “Ah.. ah..” saya merintih tak tahan dan meremas-remas kepalanya. Seakan ada suatu makhluk hidup yang masuk ke dalam vagina dan bergerak-gerak. Dia memang sedang memainkan lidahnya di dalam vagina saya. Saya tak kuat lagi bertahan untuk duduk, akhirnya saya merebahkan diri, sementara itu dia masih terus memainkan vagina saya dengan lidahnya, saya merintih berkali-kali.
Akhirnya kepalanya menjauh dari selangkangan, berdiri dan naik ke tempat tidur untuk bergerak lebih jauh lagi. Kami sudah berada di atas tempat tidur, dia mulai menghampiri saya yang sudah telentang dari tadi. Dia mengambil posisi di atas saya dan dengan halusnya mengecup dan kami saling bercumbu, mengkulum lidah saya di dalam mulutnya, saling bertukar air liur seakan menikmati suatu masakan. Bibirnya bergerak ke leher dan terus mengecup, saya merintih tak henti-hentinya dan dia menikmati rintihan saya. Bibirnya terus mengecup ke bawah sampai ke pangkal belahan buah dada saya, dan kedua tangannya terus meremas dan memainkan buah dada saya, sesekali menjilat puting. Sementara sedang menciumi kedua buah dada saya, salah satu tangannya menyelinap ke bawah bantal dan seperti mengambil sesuatu.
Saya tak begitu sadar saking nikmatnya suasana. Bibirnya kembali bergeser ke atas dan menciumi belakang daun kuping saya. Sementara itu salah satu tangannya yang sedang menggenggam sesuatu dia turunkan ke bawah, tak lama kemudian saya ada kesempatan melihat ke bawah badan saya. Dia sedang menyobek plastik kecil, dia sedang membuka kondom, dan sedang menyiapkan diri untuk dipakai. Tangannya yang memegang kondom saya tangkap dengan tangan saya. Bibir saya segera menuju daun kupingnya dan saya kecup beberapa kali dan kemudian sambil sedikit merintih berbisik kedia, “Tak usah pakai itu, tak apa-apa masukkan saja, ah.. ah..” Dia membatalkan untuk memakai kondom.

SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA

Penisnya sudah berada di ujung vagina, dan mulai memasukkan kepala penisnya, dan saya merintih keras. Kepala penisnya digerak-gerakkan, membuat saya kehilangan kontrol. “Masukan semua, ah”, saya meminta. “Keluarkan di dalam saja”, sekali lagi saya meminta. Saya ingin dia menyelesaikan klimaksnya di dalam, ingin merasakan cairan panas kental itu masuk ke dalam tubuh. Seperti sudah mendapat izin, dia terus menekan penisnya mendorong ke dalam vagina. Saya merasakan penisnya yang besar itu terus masuk lebih dalam. Dia masukkan semua sepertinya, saya merasa ujung penisnya mencapai bagian paling dalam vagina saya.
Tentu saya merintih-rintih tanpa henti dan memeluk badannya untuk bertahan. Dia mulai menggerakkan pingulnya dan terasa penisnya bergerak keluar masuk vagina saya. Suara seperti orang jalan di tempat becek, terdengar bunyi dari gesekan penisnya dengan ujung vagina yang banjir. Sambil bercumbu, gerakkannya semakin cepat. Pinggul saya pun ikut menyesuaikan gerakannya. Terus menerus saya merintih. Sesekali dia menjilat dan menghisap puting saya yang berdiri menantang dan keras itu. Mendadak dia memeluk badan saya agak kuat, dan kami merubah posisi dengan memutar badan kami. Dia telentang dan saya berada di atasnya.
Cerita Seks Ngentot Mitra Bisnis – Seperti menunggang kuda, saya duduk di atasnya dan penisnya tetap berada di dalam saya. Sekarang saya yang mulai menggerakkan pinggul, dia kelihatan menikmatinya, terlihat dari wajahnya. Sementara pinggul saya bergerak semakin cepat. Saya pun merintih karena nikmatnya. Saya paling senang posisi begini. Terasa penisnya masuk lebih dalam dan memang saya merasakan ujung penisnya berada di bagian paling dalam vagina. Sesekali saya jepit penisnya yang sedang berada di dalam. Beberapa menit kemudian dia merintih agak keras, “Aah.. saya tak tahan, ah.” Saya pun sudah mendekat klimaks, “Keluarkan di dalam, ah cepat sekarang!” Cairan panas terasa keluar di dalam saya, dan saya pun sampai puncaknya.Kami benar-benar menikmatinya sampai akhir.
Saya mulai merebahkan diri ke badannya, detak jantung kami terasa masih kencang, dan penisnya masih di dalam saya. Dia mencium bibir saya yang masih bernafas dengan kencang, saya pun menjawabnya dengan mengecup bibirnya.
Pukul empat pagi saya terbangun, saya masih bersama Pak Hans di tempat tidur tanpa sehelai baju. Dia masih tidur dengan lelapnya, saya berdiri dan menuju kamar mandi dan mandi. Saya juga membersihkan bagian dalam saya, terasa air maninya sedikit masih tersisa di dalam.

 photo anigif_zpsfksd8qkm.gif
 photo 800x104 PN_zpsotkomly1.gif
 photo specialis gif_zpsh3yonhzr.gif
Share:

Senin, 22 Agustus 2016

TUBUH SEKSINYA TANTE NITA DENGAN GOYANGAN HOT | LOKASI KHUSUS DEWASA18+

Lokasi Khusus Dewasa 18+ - Hallo sobat, ketemu lagi di Lokasi Khusus Dewasa 18+ yang ingin membagi cerita nyata yang di alamai oleh teman teman kita yang ingin berbagi pengalaman menariknya. Kali ini di alami oleh seorang Mahasiswa di daerah Kalimantan yang bernama Memey. Mahasiswa ini ingin menceritakan kisahnya saat memerawani seorang gadis namun gadis itu bukan pacarnya. Pasti penasarankan siapa gadis itu dan bagaimana Candra bisa mneyicipi tubuh perawannya. Ayo sama sama kita baca artikel di bawah ini yang berjudul "Tubuh Seksinya Tante Nita Dengan Goyanga Hot".

Tante Nita Dengan Goyangannya | LOKASI KHUSUS DEWASA18+

AGEN JUDI REKOMENDASI PLAYER

Lokasi Khusus Dewasa 18+ - Memang tante ini suka merawat tubuhnya disalon dan rutin dengan olah raga jadi masih kelihatan muda sekali. Oh ya perkenalkan namaku Agus ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku ingin berbagi kepada kalian semua Tante Nita mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu.

Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Nita yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 38C.
Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante Nita yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi.

Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah.
Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Nita.

Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Nita.

“Eh tante Nita. Mau kemana tante?” sapaku.

Tante Nita agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.

“Ehm.. Kamu Agus. Tante mau ke kantor.

Kamu mau ke kampus?” tante Nita balik bertanya.

“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Nita tidak menolak ajakanku.

“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho” Suara tante Nita yang empuk dan lembut sesaat membuat kontolku semakin menegang.

“Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,” kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.

TIPS CARA BERMAIN JUDI ONLINE

“Benar nih Agus mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu,” kata tante Nita sambil melangkahkan kakinya diboncengan. Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu.

Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi.
Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Nita aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang.

Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat.

Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita. “Bisa bicara dengan Agus?”

“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.

“Selamat pagi Agus. Ini tante Nita…!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.

“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.

“Pagi ini kamu ada acara nggak Agus ? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?” Pinta tante Keny dari ujung telepon.

“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.

Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Nita. “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Agus.. Sampai nanti!” suara lembut tante Nita yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.

Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Nita untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana- mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus kontolku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Nita. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani.

TARUHAN POKER ONLINE 

Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Nita yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyot dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante Nita.

“Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,” mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Nita.

Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan. “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Nita. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam hati.

Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Nita yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.

“Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Nita.

Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Nita yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah.

Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Nita kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.

“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.

SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA

Senyuman indah dari bibir sensual tante Nita mengembang sesaat mendengar pertanyaanku. “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,” jawab tante Nita seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.

Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi kontolku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Nita. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja.

Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.

“Ayo Agus diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.

Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya. “Agus. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?” tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.

“Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.

“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol…. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian.

Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!,” kata tente seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.

“Kalau sekiranya saya dibutuhkan, yaboleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok” Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.

Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan- anganku semakin melayang jauh. “Agus, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?” tanya tante Nita yang kali ini sedikit manja.

AGEN POKER TANPA TIPU

“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin,” jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante Nita terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.

“Kalau panas dilepas aja ya Agus, biar cepet adem,” kata tante Nita sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku.

Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Nita pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.

“Agus, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..,” pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.

Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Nita. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan kontolku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang.

Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.

“Kenapa Agus. Kok tiba-tiba diam?” tanya tante Nita padaku.

“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sambil menundukkan kepala.

“Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Agus sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.

“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Nita semakin merapat ke tubuhku.

“Agus.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki,” rajuk tante Nita sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.

BANDAR QQ UANG ASLI

Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Nita aku remas-remas.

Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh.

Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya

“Uuhh.. Aah..” Tante Nita mendesah- desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante menggelinjang merasakan kenikmatan.

Sementara tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir memek tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.

“Agus.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.

Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain- main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju memek tante Nita yang bersih terawat tanpa bulu.

Dengan leluasa lidahku mulai menyapu memek yang sudah basah oleh cairan. Aku sudah tidak sabar lagi.

Batang kontolku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan memek janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang kontolku ke celah-celah memek. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya.

Kutekan perlahan dan.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante setelah kontolku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa kontolku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.

“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Ken mulai menikmati permainan itu.

Aku terus mengayuh kontolku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.

“Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”

“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..” akhirnya tante tidak tahan lagi.

Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.

AGEN JUDI ONLINE

“Terima kasih Agus. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?” tanya beliau padaku.

Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini” Tante Nita tersenyum senang mendengar jawabanku.

“Agus sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Nita kemudian. Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

Dan kami pun mulai saling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan- anganku untuk bisa bercinta dengan tante Nita dapat terwujud menjadi kenyataan.

Sampai saat ini sampai kutuliskan cerita ini aku dan tante Nita masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia.
Lokasi Khusus Dewasa 18+ - Hallo sobat, ketemu lagi di Lokasi Khusus Dewasa 18+ yang ingin membagi cerita nyata yang di alamai oleh teman teman kita yang ingin berbagi pengalaman menariknya. Kali ini di alami oleh seorang Mahasiswa di daerah Kalimantan yang bernama Memey. Mahasiswa ini ingin menceritakan kisahnya saat memerawani seorang gadis namun gadis itu bukan pacarnya. Pasti penasarankan siapa gadis itu dan bagaimana Candra bisa mneyicipi tubuh perawannya. Ayo sama sama kita baca artikel di bawah ini yang berjudul "Tubuh Seksinya Tante Nita Dengan Goyanga Hot".

Tante Nita Dengan Goyangannya | LOKASI KHUSUS DEWASA18+

AGEN JUDI REKOMENDASI PLAYER

Lokasi Khusus Dewasa 18+ - Memang tante ini suka merawat tubuhnya disalon dan rutin dengan olah raga jadi masih kelihatan muda sekali. Oh ya perkenalkan namaku Agus ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku ingin berbagi kepada kalian semua Tante Nita mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu.

Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Nita yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 38C.
Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante Nita yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi.

Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah.
Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Nita.

Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Nita.

“Eh tante Nita. Mau kemana tante?” sapaku.

Tante Nita agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.

“Ehm.. Kamu Agus. Tante mau ke kantor.

Kamu mau ke kampus?” tante Nita balik bertanya.

“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Nita tidak menolak ajakanku.

“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho” Suara tante Nita yang empuk dan lembut sesaat membuat kontolku semakin menegang.

“Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,” kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.

TIPS CARA BERMAIN JUDI ONLINE

“Benar nih Agus mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu,” kata tante Nita sambil melangkahkan kakinya diboncengan. Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu.

Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi.
Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Nita aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang.

Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat.

Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita. “Bisa bicara dengan Agus?”

“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.

“Selamat pagi Agus. Ini tante Nita…!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.

“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.

“Pagi ini kamu ada acara nggak Agus ? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?” Pinta tante Keny dari ujung telepon.

“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.

Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Nita. “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Agus.. Sampai nanti!” suara lembut tante Nita yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.

Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Nita untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana- mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus kontolku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Nita. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani.

TARUHAN POKER ONLINE 

Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Nita yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyot dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante Nita.

“Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,” mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Nita.

Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan. “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Nita. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam hati.

Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Nita yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.

“Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Nita.

Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Nita yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah.

Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Nita kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.

“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.

SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA

Senyuman indah dari bibir sensual tante Nita mengembang sesaat mendengar pertanyaanku. “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,” jawab tante Nita seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.

Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi kontolku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Nita. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja.

Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.

“Ayo Agus diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.

Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya. “Agus. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?” tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.

“Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.

“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol…. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian.

Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!,” kata tente seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.

“Kalau sekiranya saya dibutuhkan, yaboleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok” Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.

Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan- anganku semakin melayang jauh. “Agus, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?” tanya tante Nita yang kali ini sedikit manja.

AGEN POKER TANPA TIPU

“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin,” jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante Nita terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.

“Kalau panas dilepas aja ya Agus, biar cepet adem,” kata tante Nita sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku.

Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Nita pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.

“Agus, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..,” pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.

Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Nita. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan kontolku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang.

Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.

“Kenapa Agus. Kok tiba-tiba diam?” tanya tante Nita padaku.

“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sambil menundukkan kepala.

“Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Agus sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.

“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Nita semakin merapat ke tubuhku.

“Agus.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki,” rajuk tante Nita sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.

BANDAR QQ UANG ASLI

Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Nita aku remas-remas.

Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh.

Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya

“Uuhh.. Aah..” Tante Nita mendesah- desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante menggelinjang merasakan kenikmatan.

Sementara tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir memek tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.

“Agus.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.

Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain- main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju memek tante Nita yang bersih terawat tanpa bulu.

Dengan leluasa lidahku mulai menyapu memek yang sudah basah oleh cairan. Aku sudah tidak sabar lagi.

Batang kontolku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan memek janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang kontolku ke celah-celah memek. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya.

Kutekan perlahan dan.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante setelah kontolku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa kontolku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.

“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Ken mulai menikmati permainan itu.

Aku terus mengayuh kontolku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.

“Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”

“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..” akhirnya tante tidak tahan lagi.

Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.

AGEN JUDI ONLINE

“Terima kasih Agus. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?” tanya beliau padaku.

Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini” Tante Nita tersenyum senang mendengar jawabanku.

“Agus sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Nita kemudian. Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

Dan kami pun mulai saling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan- anganku untuk bisa bercinta dengan tante Nita dapat terwujud menjadi kenyataan.

Sampai saat ini sampai kutuliskan cerita ini aku dan tante Nita masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia.

 photo anigif_zpsfksd8qkm.gif
 photo 800x104 PN_zpsotkomly1.gif
 photo specialis gif_zpsh3yonhzr.gif
Share:

AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA

 photo tk_zpsutj7nzx8.gif  photo sepecialis_zpsd9qta5qq.gif  photo 310x310v99_zpsm5pvayux.gif  photo tumblr_o2orrucClP1sfrezlo1_400_zps4rt1inyv.gif